TEMPO.CO, Jakarta - Building Manajer Blok M, Chris Haryadi, mengatakan, pembangunan terowongan jaringan bawah tanah akan menambah nilai ekonomi bagi kawasan belanja di Jakarta Selatan tersebut. "Karena akses distribusi utilitas akan lebih mudah jika dibandingkan sistem lama," kata Chris ketika dihubungi Tempo pada Ahad, 3 Maret 2013.
Chris mengatakan, selain itu, penataan kawasan akan lebih mudah. Pengelola tidak perlu bingung jika akan menambah jaringan. "Tidak perlu bongkar-pasang. Secara estetika juga akan lebih rapi karena tidak ada lagi kabel menggantung," katanya.
Meski sudah digarap sejak 2011, proyek tersebut belum rampung. Menurut dia, pengembang tidak bisa menyelesaikannya sesuai target. "Kami meminta pemerintah segera merampungkan proyek ini," ujarnya. Untuk biaya sewa, Chris mengaku belum ada pembicaraan.
Adapun Ketua Asosiasi Pusat Perbelanjaan, Andreas Kartawinata, juga berpendapat senada. Menurut dia, sistem ducting di kawasan ekonomi akan meminimalkan adanya gangguan teknis. Seperti yang terjadi di Mal Pondok Indah belum lama ini. Terjadi gangguan serta optik sehingga selama 45 menit transaksi berhenti total. "Itu karena jaringan masih pakai kabel gantung," katanya.
Berbeda dengan kawasan belanja di negara maju, Andreas mengatakan, seperti Singapura, sudah menggunakan sistem ducting sehingga lebih aman. "Di Jakarta sendiri sudah ada SCBD dan BSD yang menggunakan sistem ini."
Selain itu, baik Chris maupun Andreas berharap pemerintah meringankan sewa jaringan ducting. "Agar lebih mendongkrak nilai ekonomi kawasan," kata Andreas.
SYAILENDRA
Berita Lain:
Jenderal Sutiyoso Ditipu Tukang Reparasi Jam
Ini Harga Jam Tangan Sutiyoso yang Ditilep Ahaw
Pesawat Latih Bersenggolan di Halim?
Pantun Betawi ala Jokowi