TEMPO.CO, Bogor: Ribuan penumpang bus di Terminal Baranagsiang, Kota Bogor, terlantar akibat aksi mogok yang digelar sopir di terminal tersebut, Kami, 2 Mei 2013. Pemogokan itu dilakukan untuk menolak rencana pemerintah kota yang akan membangun hotel dan mal di kompleks terminal. (baca juga: Terminal Baranangsiang Direnovasi Tiga Bulan)
Yanwar, 36 tahun, sopir bus jurusan Bogor-Purwakarta mengatakan, jika pemerintah berencana merenovasi terminal tentu akan mendapat dukungan dari para sopir. Namun jika renovasi itu sekaligus membangun hotel dan mal, dia dan kawan-kawannya tidak setuju. "Kok malah akan dibangun pusat bisnis," katanya.
Akibat aksi demo para sopir ini, penumpang terpaksa mencari angkutan alternatif untuk mencapai tempat tujuan. Sebagian besar beralih ke kereta dan taksi. Tidak sedikit juga yang akhirnya membatalkan kepergian dan memilih kembali pulang. "Saya memilih tidak berangkat kerja," kata seorang lelaki yang bekerja di Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Usep Sarifudin, 32 tahun, calon penumpang, mengatakan dia hendak ke Kuningan, Jawa Barat, untuk menjenguk orang tuanya yang sakit. Namun gara-gara aksi mogok itu dia membantalkan niatnya. "Apalagi tidak ada angkutan alternatif yang disiapkan," katanya. (baca juga: Kementerian Perhubungan Siapkan 17 Trayek Busway)
M. SIDIK PERMANA