TEMPO.CO, Bogor - Bentrok di Puncak terjadi antara kelompok penjaga vila dan aparat gabungan Satuan Polisi Pamong Praja, polisi, dan tentara. "Para penjaga vila saja yang bentrok. Warga sekitar tidak diizinkan mendekati lokasi," kata Dadang Sueb, 50 tahun, warga Megamendung, Bogor.
Lokasi bentrok berada di Megamendung, sekitar satu kilometer dari tempatnya bekerja, Wisma Tempo Sirnagalih. Polisi menutup Jalan Raya Puncak Bogor mulai perempatan Megamendung. "Dari jauh terdengar 'dar-der-dor'," kata Dadang. Sampai laporan diturunkan, bentrok masih berlangsung.
Dadang melihat para penjaga vila mempersenjatai diri dengan bom molotov, senjata ofensif berupa botol berisi bensin dan sumbu api yang menimbulkan kobaran api saat botol pecah.
Pada Kamis pekan lalu juga terjadi bentrok saat warga menghadang backhoe yang dibawa aparat. Jajang Koeswara, koordinator penjaga vila Desa Tugu Utara, Cisarua, mengatakan warga keberatan atas tindakan pemerintah daerah yang tebang pilih dalam membongkar vila tanpa izin.
Menurut Jajang, pembongkaran vila tersebut menghancurkan perekonomian warga karena banyak yang menggantungkan hidup dengan menjaga vila. "Ini mata pencaharian kami," katanya.
KHAIRUL ANAM
Berita Terpopuler
Airin dan Boediono Pernah Bahas Pelintasan KA
Tragedi Bintaro, Sopir Truk Terancam 12 Tahun Bui
Tragedi Bintaro I dan II Terjadi Hari Senin
Dirampok John Weku, Anggita Akui Rugi Rp 60 Juta