3. Menyimpan mayat di mobil
Setelah Ade Sara meninggal, mobil KIA Visto B-8328-JO yang dibawa Hafitd mendadak mogok di dekat Apartemen ITC Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa, 4 Maret 2014. Tersangka lalu meminta bantuan sopir taksi untuk mengecas aki sampai mobil dapat hidup kembali. "Korban tetap berada di dalam mobil," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Bekasi Kota Komisaris Nuredy Irwansyah, Jumat, 7 Maret 2014.
Setelah mobil hidup, tersangka melanjutkan perjalanan. Namun, hanya sekitar 200 meter, mobil yang dibawa kembali mengalami masalah. Tersangka pun meminta bantuan warga untuk mengisi aki kembali. "Mobil kembali jalan, tiba-tiba mati lagi," kata Nuredy. Kondisi itu berulang beberapa kali dan membuat Hafidt membawa mobil ke bengkel, juga meminta bantuan temannya. (Baca: Bawakan Aki, 2 Teman Hafitd Bakal Jadi Tersangka?)
Menjelang petang, mobil dimasukkan ke bengkel, sedangkan jasad Ade Sara masih berada di dalam mobil bagian belakang dengan ditutupi kain pasmina milik tersangka Assyifa. "Setelah mobil hidup, Hafitd hendak membuang jenazah Ade Sara di Salemba, tapi tidak ada tempat aman," katanya.
Hafitd kemudian melanjutkan perjalanan dan berputar-putar di wilayah Jakarta Timur. Akhirnya pelaku masuk pintu Tol Bintara Bekasi Barat. Persis di Kilometer 49, Ade Sara dibuang di pinggir jalan tol pukul 21.00 WIB. "Pelaku menuju Jatiasih. Dalam perjalanan membuang barang-barang berupa tissu, koran, dan dompet korban," kata Nuredy.
Selanjutnya: Bikin status berduka di media sosial