TEMPO.CO , Jakarta - Michael Bimo Putranto, eks tim sukses Joko Widodo saat di Solo, tak hanya aktif di politik. Bimo punya bisnis. Proyek pertamanya membangun gedung sekolah kejuruan negeri di Solo senilai Rp 2,1 miliar, saat ia masih kuliah, pada 1994. Setelah lulus, ia beralih menggeluti bisnis mebel. Usaha ini bangkrut dan ia beralih menekuni jual-beli kayu. Lagi-lagi usaha ini tak bertahan lama. (Baca: Kata Jokowi Soal Eks Tim Suksesnya di Proyek Busway dan PDIP Bantah Bimo Tim Sukses Jokowi)
Sambil berbisnis, Bimo menjadi pengurus Pasukan Suporter Pelita Sejati (Pasoepati), pendukung klub Persatuan Sepak Bola Indonesia Solo atau Persis. Ia ditunjuk menjadi presiden kelompok itu pada 2010. Menurut koleganya, keberadaan Bimo di Pasoepati ikut mengerek kariernya di partai karena ia dianggap memiliki massa.
Di luar klub bola, Bimo menampung para pemuda Solo di organisasi kepemudaan yang ia salurkan menjadi penjaga dan karyawan usaha parkir. Wilayah kekuasaan Bimo dalam bisnis ini meliputi kantor dan pusat belanja di Surakarta bagian barat.
Dua tahun terakhir, bisnis Bimo merambah perhotelan. Ia menjabat Wakil Direktur PT Kolaka Land Hotel & Resort yang membangun Quest Hotel di Solo. Hotel setinggi 23 lantai ini dibangun pada 27 Desember 2012. “Saya pinjam uang untuk membeli lahan dan membangun hotel itu,” katanya. Usaha lain yang diakuinya adalah jual-beli pasir.
Dengan latar belakang Bimo seperti itu, Nanang Basuki, pejabat PT Koperasi Angkutan Jakarta atau Kopaja, melihat peluang bisnis. Ia berkenalan dengan Bimo dengan perantara Arif Perdana Kusuma, temannya sesama pengusaha. Dari perkenalan berantai itulah ide mengajukan proposal pemakaian busway oleh bus Kopaja AC yang baru dirintisnya terbit.
Nama Bimo disebut-sebut dalam proyek pembelian bus Transjakarta senilai Rp 1,5 triliun oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang diduga bermasalah. Mengutip laporan majalah Tempo edisi Senin, 10 Maret 2014, kawan separtai Gubernur Joko Widodo dari Solo ini disinyalir turut bermain. Persoalan proyek ini meledak awal Februari 2014 ketika ditemukan banyak kerusakan pada sebagian dari 90 bus baru yang diparkir di Unit Pengelola Transjakarta di Cawang, Jakarta Timur. Baru sehari diresmikan pengoperasiannya oleh Gubernur Jokowi, yakni pada 15 Januari 2014, beberapa bus mogok. (Baca: Aneka Masalah Bus Transjakarta Baru Jokowi)
RUSMAN PARAQBUEQ | AMRI MAHBUB | MARIA HASUGIAN | IRA GUSLINA SUFA (JAKARTA) | AHMAD RAFIQ (SOLO)
Berita Lainnya:
Serba 5 di Malaysia Airlines: 5 Balita, 5 Tak Terbang
PSSI Pertahankan Program Timnas U-19 hingga 2017
Gunung Slamet Waspada, Tercatat 450 Gempa
Dukun Kondang Ikut Cari Malaysia Airlines