TEMPO.CO, Jakarta - Masih ingat dengan kasus kekerasan seksual yang terjadi di Jakarta International School? Sampai kini kasusnya masih dalam penyelidikan kepolisian dan beberapa pelaku telah dinyatakan sebagai tersangka. (Baca: Cara Perusahaan Rekrut Tersangka Sodomi di JIS)
Tapi kali ini bukan kasus kekerasan seksual yang akan dibahas, melainkan keistimewaan yang diperoleh JIS selama beroperasi di Indonesia. Salah satunya adalah seputar sewa lahan seluas 128 ribu meter persegi di Jalan Terogong di dekat kawasan elite Pondok Indah, Jakarta Selatan. Sekolah internasional ini hanya membayar US$ 10 atau sekitar Rp 11.100 (kurs pada saat itu Rp 1.110 per dolar Amerika Serikat) untuk 15 tahun. Luar biasa bukan?
Dikutip dari majalah Tempo edisi 13 Juli 2003, sewa lahan super murah itu dperoleh JIS dari pemilik lahan PT Pertamina (Persero). Maklum saja, ketika itu, sebagai perusahaan minyak nasional, Pertamina sangat tajir. Asetnya tersebar dari hulu sampai hilir. Dari ladang minyak sampai pompa bensin. Dari kapal tongkang sampai pesawat terbang. Dari hotel sampai kompleks perumahan dan lahan yang tersebar di berbagai tempat. Sampai ada pemeo, jika ingin mengetahui tanah Pertamina, lempar saja batu ke sembarang tempat, pasti jatuhnya di tanah Pertamina.
Dalam majalah Tempo disebutkan, dalam perjanjian sewa yang diteken antara Pertamina dan JIS pada 11 Juli 1985, disebutkan bahwa penyewa menyerahkan kompensasi sebesar US$ 10. Perjanjian yang ditandatangani Toerki Witoelar mewakili Pertamina dan Thomas C. Kessinger dari JIS itu berlaku dari 1 April 1985 hingga 30 April 2000. (Baca:Imigrasi: Izin Guru JIS Tak Bermasalah)
Manajer Pendayagunaan Aset Pertamina saat itu, Fayakoen, mengungkapkan, setelah tahun 2000, JIS memperpanjang kontrak untuk 30 tahun lagi dengan kompensasi yang sama: US$ 10 dolar saja. Padahal Pertamina meminta agar sekolah internasional itu menggunakan perjanjian baru. Tapi, "JIS hanya memperpanjang dengan membayar US$ 10," kata Fayakoen.
Tak hanya JIS, sekolah internasional lain, Nederland International School (NIS), juga menyewa lahan seluas 11.000 meter persegi milik Pertamina di Jeruk Purut, Jakarta Selatan, dengan harga yang sama.
Harga sewa NIS paling murah dalam sejarah persewaan lahan di Indonesia, bahkan di dunia. Dalam majalah Tempo disebutkan, NIS menyewa tanah Pertamina sejak 1971 hingga 2001 dengan kompensasi US$ 10. Pada 1971, kurs rupiah per dolar AS sekitar Rp 390 atau sekitar Rp 3.900 untuk 30 tahun. Kontrak ini diperpanjang untuk 30 tahun lagi pada 27 Januari 2001. "Harganya tetap sama, US$ 10," ujar Fayakoen.
Namun kini zaman sudah berubah. Pada 2003, Pertamina memaksa kedua penyelenggara sekolah internasional itu mengubah kontrak yang tak menguntungkan tersebut. Menurut juru bicara Pertamina, Adiatma Sardjito, sebelas tahun lalu semua kontrak sudah diamendemen. "JIS akhirnya mau membayar sewa Rp 1 miliar per tahun," ujarnya kepada Tempo, Senin, 28 April 2014.
ALI NUR YASIN
Terpopuler
Hatta Rajasa: Stok Pangan Cukup
Sektor Telekomunikasi Dilaporkan Paling Melanggar
Hary Tanoe Masih Bergeming Soal Laporan Tutut
Tiket Kereta Mudik Habis, Masih Ada Alternatif