TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Arie Budhiman mengatakan tren wisata ke Kepulauan Seribu cenderung meningkat. Namun, tren wisata ke kepulauan membawa kekhawatiran karena akan menganggu lingkungan pulau.
"Kalau untuk (turis) yang kelas massal, seharusnya bisa dibatasi," kata Arie pada hari Sabtu, 5 Juli 2014. Aktivitas turis seharusnya dilarang sampai mengganggu lingkungan pulau di Kepulauan Seribu. "Prinsip-prinsip lingkungan harus diperhatikan, jangan sampai kapasitasnya tidak mampu menampung."
Arie mengungkapkan semestinya wisata pulau tidak menjadi industri turisme massal yang dapat mengganggu kondisi pulau. "Misalnya ada pulau yang sudah terlalu massal malah menjadi degradasi," kata dia. Karenanya, menurut Arie, menjadi penting ketika wisata pulau tidak dipusatkan di satu pulau saja. "Harusnya didistribusi ke pulau-pulau lain."
Terkait dengan hal tersebut, Arie menyatakan pihaknya sudah sering menekankan kepada Pemerintah Kabupaten Kepulauan Seribu untuk melakukan edukasi kepada penyedia jasa wisata dan turis. "Harus diberi edukasi untuk tidak membuang sampah di pulau, setiap pulau kan daya tampungnya beda. Mestinya, mereka masuk pulau harus ada maklumat jangan nyampah selain soal legenda pulau," kata dia.
Meski ada kekhawatiran tersebut, Arie mengatakan bahwa wisata bahari tetap menjadi unggulan bagi destinasi wisata Jakarta yang perlu dikembangkan. "Kami selalu menyarankan aksesibilitas diperbaiki atau ditambah dengan angkutan yang lebih cepat, murah, dan besar," kata dia. Intinya, tegas Arie, wisata pulau menjadi destinasi yang harus dijaga bersama oleh pemerintah, penyedia, dan turis sendiri.
NINIS CHAIRUNNISA
Berita lainnya:
Bharada Rizky Sempat Dilarang Jadi Polisi
Pekan Depan, Kepala SMA Negeri 3 Dikenai Sanksi
Tentara Pembakar Juru Parkir Dipecat Senin Depan