TEMPO.CO, Depok - Wali Kota Depok Nur Mahmudi Isma'il bertekad menjadikan Depok sebagai kota sentra budi daya ikan hias di Jawa Barat. Alasannya, Depok mampu memproduksi ikan hias sekitar 77 juta ekor per tahun.
Ada puluhan jenis ikan yang dibudidayakan di Depok, seperti ikan kerapu raja sanu, neon tetra, memfish, dan red globe. Ikan produksi Depok tersebut dipamerkan dalam pameran Rekreasi, Edukasi, Informasi, Komunikasi, Konservasi, dan Atraksi (REIKKA) di Balai Budi Daya Ikan Hias, Depok, Kamis, 6 November 2014.
"Kontribusi produksi ikan hias Depok menjadi salah satu terbanyak di Indonesia. Jadi, sekarang kami tinggal fokus pada bagaimana cara memasarkannya," kata Nur Mahmudi. (Baca: Pembudidaya Bekasi Pamerkan 100 Jenis Ikan Hias)
Menurut dia, sentra budi daya ikan di Depok akan dilakukan di Kecamatan Bojongsari, Sawangan, dan Cimanggis. Soalnya, penduduk di daerah tersebut sudah banyak yang berprofesi sebagai pembudi daya ikan hias. "Neon tetra mencapai 19 juta ekor per tahun," katanya.
Nur Mahmudi menuturkan ada 439 rumah tangga yang fokus pada bisnis ikan hias dengan rata-rata pendapatan per tahunnya mencapai Rp 100 juta. Pemerintah, ujar dia, akan terus memberikan dukungan dari segi pelatihan dan pemasaran untuk meningkatkan produktivitas ikan hias. “Apalagi hasil pembudidayaan ikan hias Depok saat ini telah berhasil diekspor.”
Kepala Pusat Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kelautan dan Perikanan Tri Heru Priadi mengatakan ikan hias dari Indonesia diminati para pembeli asal Eropa, Amerika, dan Asia. Jika dikelola dengan serius, produksi ikan bakal menjadi sumber pendapatan negara dan memperkuat sektor ekonomi. (Baca: RI Ekspor Perdana Ikan Hias Botia Budidaya)
"Agar bisa memenuhi permintaan dari luar, stabilitas produksi ikan hias harus dijaga," ujar Tri. Menurut dia, ikan hias di Indonesia harus bisa diproduksi secara masif. Selain di Depok, pemerintah pusat akan menggandeng sejumlah daerah lain yang berpotensi, seperti Belitung Timur, Jambi, Banyuasin, Raja Ampat, dan Katingan.
"Kami mengerahkan masyarakat dan daerah produsen ikan hias untuk bisa menjaga produksi ikan hias yang menjadi andalan Indonesia," tuturnya. Tri mengatakan saat ini produksi ikan hias Indonesia berada di peringkat ketiga dunia. "Kawasan Indonesia timur sudah cukup lama menjadi sentra produksi ikan hias."
Banyak petani ikan di kawasan Indonesia timur yang mampu membudidayakan ikan hias dan bisa memenuhi permintaan nasional. Apalagi bisnis ikan hias cukup menjanjikan dengan pendapatan per kapita mencapai Rp 50 juta. "Ini sangat menjanjikan," katanya.
Program REIKKA digagas Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kelautan dan Perikanan sebagai inovasi teknologi perikanan. Kegiatan yang berlangsung hingga Sabtu besok itu menggandeng seluruh daerah yang membudidayakan ikan, terutama ikan hias.
"Dengan program ini, kita bisa kasih tahu ke masyarakat kalau ikan hias ini prospek. Kita jadi enggak perlu bergantung pada tenaga profesional asing," ujarnya.
ILHAM TIRTA