TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengisahkan pengalaman pahitnya dalam menangani permasalahan di Ibu Kota. Kali ini soal penggusuran warga Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara, pada pertengahan 2013. Permukiman mereka digusur karena berlokasi di atas lahan Waduk Pluit. Ahok berkisah di depan ratusan siswa Sekolah Menengah Atas Santa Laurensia, Tangerang Selatan.
Ahok menuturkan, ketika penggusuran berlangsung, tiba-tiba ia didatangi oleh intel kepolisian. Berdasarkan laporan intel, ujar Ahok, ribuan preman Waduk Pluit bakal menggasak kediamannya yang terletak tak jauh dari lokasi penggusuran. "Waktu bersihin Waduk Pluit, rumah saya mau diserbu sama preman," kata Ahok di Balai Kota, Kamis, 18 Desember 2014.
Rumah Ahok terletak di perumahan Pantai Mutiara, Pluit, atau kurang-lebih 1 kilometer dari lokasi Waduk Pluit.
Mendapat laporan rumahnya bakal diserang preman, Ahok berpikir untuk meminta bantuan tentara. Belakangan, Ahok berubah pikiran. "Sudah, biarin saja diserang juga. Paling ribut dengan pengawal saya yang sedikit," ujar Ahok.
Tak lupa, Ahok pun mengabari ketiga anaknya, Nicholas Sean Tjahaja Purnama, Nathania Purnama, dan Daud Albeener, serta istrinya, Veronica Tan. Menerima kabar kediamannya bakal diserbu, Veronica, ujar Ahok, "Mah diam-diam saja."