Sikap istrinya berbeda dengan reaksi ketiga anaknya. "Waktu itu saya ngomong sama anak saya. Malam ini mungkin kita diserbu, bisa ribut, ada pengawal dikit. Kamu ada senjata apa kamu isi saja, air softgun diisi," ucap Ahok kepada anaknya.
Nicholas, waktu itu umurnya masih 15 tahun, menurut Ahok, sangat bersemangat. "Kita fight sampai mati saja, Pak," ujar Ahok menirukan ujaran penuh semangat anak pertamanya itu. Reaksi anak kedua Ahok, Nathania, berbeda dengan kakaknya. "Kalau kita mati bagaimana, Pak?" kata Ahok menirukan Nathania. Ahok mengaku saat itu menjawab: "Kita bakal masuk surga." Tapi tiba-tiba anak ketiga, Daud, menyela: "Buat apa ke surga, Pak. Di rumah kita saja kayak surga." Mendapat jawaban seperti itu, Ahok lantas tertawa.
Ahok kemudian memberi wejangan kepada ketiga anaknya. Ia berkeinginan anaknya tidak takut mati. Sebab, kematian ada di tangan Tuhan. "Kalau Tuhan izinkan mati, toh, kita enggak bisa melawan juga." Namun, jika mundur dari pekerjaan sebagai gubernur karena takut diancam, menurut dia, itu tindakan pengecut. "Mending mati, nanti jadi legenda," katanya.
Ahok juga meminta istrinya tidak mengkremasi dia ketika mati. "Lebih baik dikubur saja," ucap Ahok. Ahok mengatakan orang yang mati karena menegakkan konstitusi akan jadi pahlawan. "Kalau mati dibunuh, seratus tahun juga dikenang. Nanti makam akan diziarahi. Ada Ahok fans club juga," kelakar Ahok.
ERWAN HERMAWAN
Berita Terpopuler:
JK Ketua Umum PMI, Titiek: Saya Tetap Menang
Ditanya Rekening Gendut, Aher: Saya Enggak Punya!
JK Walk Out, Titiek: Ngambek atau Mau Bobo?
Ormas Larang ISI Yogya Putar Film Senyap