TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Fraksi Partai NasDem Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta Bestari Barus menegaskan bahwa partainya tak serta-merta meminang Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama ihwal peluang maju dalam pemilihan kepala daerah 2017. Menurut dia, Ahok wajib menyelesaikan tugasnya dahulu.
"Pesan Surya Paloh ialah Gubernur selesaikan dulu pekerjaan rumah di Jakarta. Bila berprestasi dan mampu buat perubahan, mengapa tidak," kata Bestari di gedung DPRD DKI, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat, 29 Mei 2015.
Tapi, Bestari menegaskan, keputusan Ahok dengan Partai NasDem untuk bekerja sama tetap ada di tangan mantan Bupati Belitung Timur itu. Sebab, NasDem tak bisa memaksa bila Ahok tak ingin maju lagi sebagai calon Gubernur DKI. "Etisnya, dia yang menyatakan diri dahulu. Kalau kami yang mendorong, dikira pencitraan," ucap Bestari.
Menurut dia, ada keunggulan pada diri Ahok yang menjadi bahan pertimbangan partainya. Hal itu menyangkut status Ahok sebagai inkumben bila bersedia mencalonkan diri kembali. "Status itu menjadi bahan pertimbangan utama," tuturnya.
Baca juga:
Cerita Ahok Soal Adu Ilmu dengan PNS Koruptor
Ahok Pamer Kecanggihan CCTV
Rugi Rp 1 Triliun, Ahok Ganti Direksi dan Komisaris Bank DKI
Bestari tak khawatir dengan rekam jejak Ahok saat menjadi kader partai politik. Ahok memang pernah menentang sikap partai ihwal dukungan pada pemilihan kepala daerah tak langsung. "Kami didik kader bukan untuk menyetir sikapnya, tapi melihat rekam jejak dia yang mumpuni," katanya.
Tapi, Bestari menegaskan, semua keputusan soal figur yang bakal mewakili partainya untuk bertarung dalam pemilihan kepala daerah tetap berada di tangan Dewan Pimpinan Pusat Partai NasDem. Menurut dia, partainya akan melakukan penjaringan calon kepala daerah DKI. Caon tersebut harus memenuhi empat kriteria dasar, yakni nasionalis, diterima semua kalangan, rekam jejak baik, dan tak korupsi. "Basuki sudah berada pada jalurnya, dan hasil kerjanya nyata selama 2,5 tahun memimpin DKI," kata Bestari.
RAYMUNDUS RIKANG