Sudah Lama Main
Kerja sama dengan makelar penyewaan unit apartemen juga penting. Menurut Dita, tak sembarang orang bisa menyewa kamar per jam. Para agen hanya mau memberikan sewa kilat kepada orang yang mereka kenal. ”Kalau gue kan sudah lama main di sana,” ucapnya.
Pengawasan pengelola yang tak ketat juga membuat Kalibata City menjadi surga bagi penjaja layanan seks. Di sini, sepanjang membawa kartu akses, ”orang asing” pun bisa masuk-keluar apartemen tanpa ditanyai petugas. ”Kalau di apartemen bagus kan sampai ditanya KTP (kartu tanda penduduk) segala,” ujar Dita.
Ihwal longgarnya pengawasan di Kalibata City dibenarkan sejumlah penghuni. Wewen Zi, Ketua Komunitas Warga Kalibata City, menuturkan penghuni apartemen kerap menerima selebaran brosur layanan pijat plus yang ditaruh begitu saja di bawah pintu unit mereka.
Wewen menduga brosur disebarkan pemegang kartu akses master yang bisa mengakses semua lantai apartemen. Tanpa kartu akses master, penghuni apartemen hanya bisa mengakses lantai tempat unit mereka. ”Kami dengar penjualan kartu akses master dari pengelola,” ucap Wewen.
General Manager PT Pradani Sukses Abadi Evan T. Wallad mengatakan tak tahu-menahu perihal praktek prostitusi di apartemen yang dikelola perusahaannya. Dia pun berkilah bahwa pengelola tak mungkin mengawasi sekitar 18 ribu penghuni apartemen.
Evan juga menyangkal kabar penjualan kartu akses master kepada jaringan penjaja layanan seks. Menurut dia, hanya agen properti, pemasok air mineral, dan pemilik warung yang diizinkan memiliki kartu untuk masuk ke semua tower. Meski begitu, ”Dalam waktu dekat, kami akan mencabut kartu master itu,” kata Evan. (Habis)
FEBRIYAN, RAYMUNDUS RIKANG (Majalah Tempo, 4 Mei 2015)