Tanisya kemudian berteriak memanggil sang guru renang, Ronaldo. “Gaby tenggelam, Gaby tenggelam Mister,” ucap Verayanti sembari menirukan teriakan Tanisya.
Tapi karena suara Tanisya kecil dan juga panik karena hamper tenggelam juga, Ronaldo tidak mendengar teriakan Tanisya. “Akhirnya ada temannya Gaby yang lain, Rhea dan Charlin, yang ikut berteriak,” ujar Verayanti.
Seketika itu juga, Ronaldo langsung terjun untuk menyelamatkan Gabriella. Menurut Verayanti, berdasarkan keterangan saksi-saksi yang lain, Ronaldo terjun ke kolam renang dengan mengenakan baju lengkap. “Berarti dia posisinya nggak lagi di dalam kolam renang,” kata Verayanti.
Setelah diangkat ke atas kolam renang, Verayanti bercerita, Gabriella dibaringkan di sebuah bangku panjang dan diberikan pertolongan. “Dengan cara dadanya ditekan-tekan, padahal saat diangkat matanya sudah keluar darah dan busa-busa halus putih,” kata Verayanti.
Verayanti menyimpulkan saat diangkat ke atas kolam renang, paru-paru Gabriella sudah dipenuhi air dan pembuluh darahnya sudah pecah. “Karena sudah terlalu lama tenggelam di dalam air, terlambat,” kata Verayanti.
Kedua orang tua Gabriella sangat menyesalkan kejadian ini dan berharap pihak sekolah dapat bertanggungjawab secara pidana agar terwujud keadilan bagi korban. “Komnas PA juga akan mendorong pihak Polres Jakarta Barat untuk segera menindaklanjuti kasus yang sudah terlalu lama berlarut-larut ini,” ujar Arist.
Selanjutnya: Pernyataan Global Sevilla