TEMPO.CO, Jakarta - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Bekasi, mulai mengidentifikasi jalur evakuasi pada titik banjir di wilayah setempat.
"Untuk memudahkan evakuasi bila terjadi banjir," kata Koordinator Tim Reaksi Cepat pada BPBD, Kota Bekasi, Feri Santoso, Senin, 16 November 2015.
Feri mengatakan, jumlah titik banjir paling parah pada tahun lalu mencapai 49 titik. Paling banyak berada di Kecamatan Jatiasih, Bekasi Selatan, Bekasi Barat, dan Medansatria. Identifikasi dilakukan menyusul datangnya musim hujan sejak pekan lalu.
"Kamis sudah menyiapkan logistik evakuasi, yaitu 40 perahu karet," kata Feri.
Sejauh ini, ujar Feri, lembaganya belum menemukan genangan akibat hujan lokal maupun kiriman. Daerah bantaran Kali Bekasi yang menjadi langganan banjir masih cukup aman, belum ada pemberian status banjir.
"Kali Bekasi masih normal, meskipun ada peningkatan debit," kata Feri.
Adapun, genangan sempat terjadi di Perumnas 3, Kelurahan Aren Jaya, Kecamatan Bekasi Timur beberapa waktu lalu. Menurut Feri, genanangan itu akibat sistem drainase yang buruk karena tersumbat sampah. "Anggota sudah diterjunkan untuk mengatasinya," kata Feri.
Kepala BPBD Kota Bekasi, Hery Ismiardi, mengatakan logistik makanan dan keperluan dapur umum tahun ini berada di bawah kendali Dinas Sosial Kota Bekasi. Soalnya, kata dia, lembaganya tak mendapatkan anggaran itu karena baru terbentuk tahun 2015. "Logistik cukup aman," kata Hery.
Menurut Hery, pemerintah pusat maupun provinsi juga menyediakan bantuan. Namun, syaratnya ialah kondisi banjir di Kota Bekasi dalam situasi darurat. Untuk menyatakan status tersebut, harus ada surat keputusan dari Wali Kota Bekasi. "Ada syarat untuk memutuskan darurat banjir, minimal empat kecamatan," kata dia.
ADI WARSONO