Meski banjir menyusut, jumlah kelurahan terdampak meluas karena banjir bergeser ke hulu, terutama di sekitar bantaran sungai. Kampung Pulo di pinggir Ciliwung masih terendam 1 meter ketika ketinggian air di Katulampa tercatat paling tinggi sepanjang sejarah: 210 sentimeter pada 15 November 2015. “Tahun sebelumnya di sini baru 60 sentimeter, Jakarta sudah siaga banjir,” kata Andi Sudirman, petugas jaga Bendung Katulampa Bogor.
Koran Tempo membandingkan ketinggian muka air di Bendung Katulampa dan Manggarai yang segaris karena airnya melalui Sungai Ciliwung. Sungai ini menjadi sungai terbesar Jakarta dan acap menjadi kambing hitam pengirim banjir dari Bogor.
Tahun 2014, ketika Bendung Katulampa 80 sentimeter, air di Manggarai 960 sentimeter sudah masuk siaga I banjir. Perbandingan pada bulan sama di sekitar November-Desember dan ketinggian muka air sama pada tahun ini, ketinggian muka air Manggarai turun menjadi 825 sentimeter.
Selanjutnya: Peta daerah terdampak 2014-2015