TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Perhubungan Ignasius Jonan bersama Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok meresmikan pelayaran perdana KM. Sabuk Nusantara 46 sebagai layanan perintis untuk warga Kepulauan Seribu di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara, Kamis, 28 Januari 2016.
Tarif kapal berkapasitas 144 penumpang ini sebesar Rp 15 ribu per orang, termasuk Rp 3 ribu untuk biaya asuransi. Lebih murah ketimbang menggunakan kapal motor lain seperti di Pelabuhan Muara Baru Rp 38 ribu. "Berhenti di pulau mana pun tarifnya segitu," ujar Jonan.
Kapal milik Kementerian itu akan dioperasikan oleh PT Pelayaran Nusantara Indonesia (Pelni) untuk melayani rute: Sunda Kelapa (sebagai pelabuhan pangkal) – Pulau Untung Jawa – Pulau Pramuka – Pulau Tidung – Pulau Kelapa. Kapal perintis ini mulai beroperasi pada Sabtu, 30 Januari 2016.
Jonan mengatakan kapasitas penumpang kalau tidak ada kargo bisa bertambah hingga 225 orang. Interior dalam kapal bisa disesuaikan apakah desain kursi atau alas matras tergantung jumlah penumpang. "Bisa disesuaikan karena perjalanan cuma 4-5 jam," ucapnya.
Menurut Jonan, kapal ini merupakan kapal buatan dalam negeri, termasuk komponen kapal. "Kecuali alat bantu navigasi, mesinnya ada yang Mitsubishi, Mercedez, Volvo."
Pengadaan kapal perintis ini dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas sarana transportasi laut di Kepulauan Seribu yang selama ini masih terbatas aksesibilitasnya. Saat ini kebutuhan jasa transportasi laut masyarakat di daerah Kepulauan Seribu cukup tinggi, sementara sarana transportasi laut yang melayaninya masih sangat terbatas.
Untuk membiayai pengoperasian trayek kapal perintis tersebut, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah menganggarkan dana subsidi atau Public Service Obligation (PSO) sebesar 5,9 miliar rupiah yang berasal dari DIPA pada Satuan Kerja Sunda Kelapa, Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub.
Jonan mengatakan permintaan kapal perintis ini diajukan Ahok pada September 2015 lalu. "Saya harap tidak ada kecelakaan, mudah-mudahan tertib," katanya.
Sementara itu, Ahok mengatakan kapal ini memiliki jadwal keberangkatan sekali setiap harinya. "Berangkat dari Sunda Kelapa jam 7 pagi, lalu pulangnya dari Pulau Kelapa jam 7 malam," ucapnya.
Dia berharap selain warga Kepulauan Seribu, kapal ini juga dapat menjadi andalan bagi para wisatawan. "Kita harap turis senang, kalau turis pakai kapal gini merasa aman, kalau liat kapal kayu dia mikir gitu loh."
GHOIDA RAHMAH