TEMPO.CO, Tangerang - Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang mengerahkan 880 juru pemantau jentik nyamuk atau jumantik untuk menanggulangi wabah demam berdarah di wilayah itu. Jumantik disebar ke 40 puskesmas di 29 kecamatan.
"Kami sudah melatih 20 jumantik per puskesmas," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang Naniek Isnaneni kepada Tempo, Jumat, 5 Februari 2016
Bahkan, ucap Naniek, jumlah jumantik lebih dari jadi 880 orang karena masing-masing puskesmas mengembangkan sendiri jumantiknya. "Kami juga menggerakkan murid sekolah sebagai jumantik," ujarnya.
Selain melakukan pemantauan jentik nyamuk, Dinas Kesehatan membentuk tiga tim monitoring penanggulangan DBD yang kini telah dinyatakan sebagai kejadian luar biasa. Mereka melakukan monitoring ke puskesmas dan sejumlah sekolah dasar. Kepada siswa SD, tim monitoring melakukan pembinaan tentang bahaya nyamuk Aedes aegypti serta cara pencegahanya, baik di rumah maupun di lingkungan sekolah.
"Untuk dapat melakukan pencegahan penyakit DBD, di setiap wilayah harus dilakukan PSN (pemberantasan sarang nyamuk), bukan melakukan fogging," ujar Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang Manik Kusmaryani.
Dalam PSN, ujar Manik, diperlukan kepedulian masyarakat terhadap kebersihan lingkungan. Sebab, jika hanya petugas kesehatan atau pemerintah yang melakukan kegiatan PSN di satu tempat dan di tempat lain dibiarkan masyarakat, pencegahan DBD secara maksimal sulit terwujud.
"Karena itu, mari bersama-sama bekerja melakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan menciptakan pola hidup bersih dan sehat. Bila sudah dikerjakan, apalagi secara bergotong-royong, program pencegahan DBD di lingkungan akan dapat terselesaikan."
JONIANSYAH HARDJONO