TEMPO.CO, Jakarta - Wali Kota Jakarta Utara Rustam Effendi menggelar rapat khusus di Ruang Pola, kantor Wali Kota Jakarta Utara, Selasa pagi, 26 April 2016. Dia sebelumnya, pada Senin petang, berkirim surat menyatakan mundur dari jabatannya kepada Gubernur Basuki Tjahaja Purnama.
Staf di bagian Tata Pemerintahan Kota Administrasi Jakarta Utara, Yola Rahmanda, mengatakan rapat Selasa pagi ini dilakukan secara tertutup. "(Rapat khusus) arahan dari Wali Kota tadi malam," katanya, Selasa, 26 April 2016.
Rustam ke luar dari ruangannya menuju Ruang Pola pada pukul 09.10 WIB. Ia didampingi beberapa kepala suku dinas di wilayah Jakarta Utara. Terlihat di antaranya adalah Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Choiruddin.
Rustam tak bersedia memberi komentar kepada wartawan. "Nanti setelah rapat," katanya.
Pengunduran diri Rustam sebagai Wali Kota Jakarta Utara diungkap Kepala Badan Kepegawaian Daerah DKI Jakarta Agus Suradika. Dia mengatakan telah menerima surat itu dan menyebut kalau isi surat tegas menyatakan berhenti, bukan permohonan berhenti.
Rustam baru membenarkan adanya surat itu pada Selasa dinihari. "Benar," ujarnya melalui pesan pendek. Dia belum bersedia menjelaskan lebih detail.
Dugaan penyebab mundur adalah kekecewaannya terhadap Ahok, sapaan Gubernur Basuki. Lewat status sepanjang lebih dari 5.000 karakter yang ditulisnya di media sosial pada Ahad, 24 April 2016, dia curhat merasa difitnah pimpinannya itu.
Peristiwa itu sendiri terjadi dalam rapat penanganan banjir di Balai Kota pada Jumat, 22 April 2016. Rustam disebut bermain politik dan bersekutu dengan Yusril Ihza Mahendra, mantan menteri yang telah menetapkan diri sebagai lawan politik Ahok di pemilihan Gubernur DKI 2017.
Yusril juga telah menguasakan dirinya membela warga Kampung Luar Batang--bagian dari kawasan di Jakarta Utara yang sedang dan akan ditertibkan. Namun Rustam membantah itu semua.
Baca: Ahok Jawab Curhat Anak Buahnya di Facebook Begini
REZKI ALVIONITASARI | LARISSA HUDA