TEMPO.CO, Jakarta - Wali Kota Jakarta Utara Rustam Effendi mengunggah keluh-kesahnya mengenai ucapan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang menyudutkannya. Rustam mengatakan dia tak memiliki niat apa pun ketika menulis curahan hatinya itu di dinding Facebook.
“Saya bermaksud memberi jawaban dan penjelasan atas banyak pertanyaan dari kawan dan kerabat soal masalah kemarin,” ujar Rustam ketika dikonfirmasi, Sabtu, 23 April 2016.
Dalam tulisannya di Facebook, Rustam mengatakan tudingan Ahok bahwa dia bersekutu dengan Yusril Ihza Mahendra, seteru politik Ahok, menjelang pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2017 tidak beralasan. “Dengan ini saya nyatakan bahwa tuduhan saya bersekutu dengan Pak Yusril adalah tidak benar,” katanya.
BACA:
Disebut Sekutu Yusril oleh Ahok, Ini Curhat Wali Kota
Sebut Wali Kota Bersekutu dengan Yusril, Begini Kata Ahok
Wali Kota Jakut Curhat di Facebook, Ahok: Diamkan Saja
Dia pun menyatakan kekecewaannya kepada Ahok yang menuduhnya demikian. Rustam mengatakan, sebagai bawahan, dia mengharapkan ucapan terima kasih dari pemimpinnya atas kerja yang telah dilakukan. Sebab, hal ini dapat memberi semangat serta motivasi untuk menjalankan tugas berikutnya.
“Berbeda dengan tuduhan yang menjurus fitnah, apalagi keluar dari mulut pimpinan, adalah sesuatu yang sangat menyakitkan,” tutur Rustam.
Dia tak menyangka tudingan tersebut keluar dari pemimpin yang diharapkannya dapat memberi petunjuk, arahan, bimbingan, motivasi, dan semangat. “Itu dipertontonkan di muka jagat raya, apakah ini yang disebut bekerja dengan hati?” ucapnya.
Gubernur Basuki mengatakan tak akan mempersoalkan curhatan Rustam Effendi di Facebook. Ahok menuturkan dia memilih membiarkannya dan tidak akan mengambil tindakan lebih lanjut seperti memanggil Rustam untuk dimintai klarifikasi. "Diamkan saja," ujar Ahok ketika dihubungi, Sabtu malam, 23 April.
Ahok menjelaskan, saat itu dia hanya bercanda ketika melontarkan sindiran bahwa Rustam bersekutu dengan Yusril. Pernyataan itu dilontarkan Ahok di tengah rapat penanganan banjir kemarin.
“Ini Pak Wali Kota, saya selalu bilang begini Pak Wali, Pak Wali kalau saya suruh usir orang itu, wah ngeyel-nya ngeles. Jangan-jangan satu pihak sama Yusril ini,” kata Ahok di Balai Kota Jakarta, Jumat, 22 April 2016.
Ahok berkata demikian karena ada warga yang tinggal di bawah jalan layang Ancol, yang dikenal dengan Bottle Neck. Warga tersebut, menurut Ahok, harus dipindahkan karena Bottle Neck adalah saluran air untuk penanganan banjir. Namun Wali Kota Jakarta Utara tak kunjung melakukannya sejak diperintahkan Ahok setahun lalu.
Sebagaimana diketahui, Yusril merupakan kuasa hukum masyarakat Luar Batang, Jakarta Utara, yang menolak penggusuran.
GHOIDA RAHMAH
BERITA MENARIK
Pelanggar Marka Jalan Akan Didenda Rp 500 Ribu
Telusuri Aliran Uang Narkoba Belawan, BNN Libatkan PPATK dan OJK