TEMPO.CO, Jakarta - Tim Reserse Kriminal Kepolisian Resor Jakarta Selatan telah mengantongi identitas pelaku pembunuhan Jeni Nurjanah, yang tewas di depan wastafel kamar mandi salah satu unit Apartemen Bellezza, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Pelaku, yang diduga satu orang, masih dalam pengejaran tim Reskrim Polres Jakarta Selatan.
"Kami telan mengantongi identitasnya (pelaku). Orang seputaran situ juga," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Jakarta Selatan Ajun Komisaris Besar Eko Hadi Santoso, saat ditemui di kantornya, Jumat, 1 Juli 2016.
Ia mengatakan kesimpulan yang diambil tim Reskrim didasarkan pada pemeriksaan saksi-saksi, serta hasil rekaman closed-circuit television (CCTV). Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) pun menunjukkan adanya indikasi bahwa pelaku merupakan seseorang yang mengetahui seluk-beluk apartemen. "Yang pasti korban sangat kenal dengan pelaku," kata Eko.
Bellezza, kata dia, termasuk ke apartemen mewah. Tiap pintu hanya bisa diakses jika memiliki kartu kunci, termasuk liftnya. Sedangkan di TKP, polisi tak menemukan tanda-tanda penerobosan dengan paksa. Memang, menurut Eko, kunci unit bernomor LV6 di lantai 23 tempat mayat ditemukan sudah jebol. Namun kerusakan itu sudah sejak lama terjadi dan bukan karena ada yang menerobos masuk.
Pemilik unit apartemen tersebut, Yulius Syukur, juga telah diperiksa polisi. Namun Eko menegaskan statusnya masih sebagai saksi saja. Yulius, kata Eko, hanya sebatas pemilik saja dan tidak menempati unit tersebut selama setahun terakhir. "Paling sebulan sekali minta dibersihkan ke pembantunya," kata Eko.
Jeni, 24 tahun, merupakan warga Tulang Bawang, Lampung, dan bekerja sebagai pembantu rumah tangga di salah satu unit di apartemen Bellezza. Mayat Jeni, ditemukan dalam keadaan membusuk di depan wastafel kamar mandi salah satu kamar di Apartemen Bellezza. Jenazahnya ditemukan pembantu Yulius pada Rabu kemarin, saat akan membersihkan kamar.
Jenazahnya ditemukan dalam kondisi leher robek sepanjang sebelas sentimeter dengan lebar tiga sentimeter. Pada awalnya, muncul dugaan korban tewas dimutilasi, tapi polisi menyanggah hal ini, dan mengatakan robekan disebabkan kondisi jenazah yang sudah mulai membusuk.
EGI ADYATAMA