TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sama-sama menorehkan prestasi saat menggusur lokalisasi prostitusi di wilayahnya masing-masing. Ahok menggusur kawasan Kalijodo, sementara Risma menutup lokalisasi Gang Dolly.
Namun, di mata Aliansi Pemuda Surabaya, ada perbedaan penanganan lokalisasi untuk kedua pimpinan daerah itu.
Ketua Aliansi Pemuda Surabaya Jakarta Imam Budi Utomo mengatakan Basuki memberantas Kalijodo karena kepentingan pengembang. Sebaliknya, ia menilai, Risma memberantas kawasan Dolly karena antusiasme masyarakat. "Masyarakat antusias menerima dengan baik karena tidak ada kepentingan apa-apa," kata Imam di Jakarta, Ahad, 7 Agustus 2016.
Baca: Ini Pidato Asli Risma yang Dipelesetkan Pamit Ikut Pilgub DKI
Imam mengatakan Risma, yang juga kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, berhasil mengubah wajah lokalisasi prostitusi menjadi lebih humanis. "Lahannya dibeli pemerintah kota dan dimanfaatkan untuk memperdayakan masyarakat menjalankan industri UKM di sana," katanya.
Risma, kata Imam, mengklaim, memiliki cara jitu untuk berkomunikasi dengan masyarakat. Akibatnya, kata dia,wajar ada sebagian masyarakat yang tetap menginginkan Risma menyelesaikan masa jabatannya di Surabaya."Jadi (Risma) melakukan sesuatu lebih humanis. Kalau pun menggusur, tidak semena-mena dan tanpa memberikan solusi. Risma sebelum menggusur (warga) memberikan solusi," tutur Imam.
Perbedaan inilah yang menjadi alasan mereka mendorong Risma ke Jakarta. Ada empat hal, kata dia, yang membuat Risma bisa maju pemilihan kepala daerah lalu, yaitu dukungan masyarakat, dukungan partai politik, keinginan dari dalam diri Risma, dan takdir. "Ini tidak akan lepas dari Tuhan. Apabila (Tuhan) sudah menakdirkan Risma untuk di Jakarta, terjadilah," tuturnya.
Aliansi Pemuda Surabaya kemarin mendatangi kediaman Ketua Umum Megawati Soekarnoputri di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat. Mereka mendesak Megawati mencalonkan Risma untuk menantang inkumben Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Dukungan untuk Risma terus mengalir. Berbagai kelompok masyarakat di Jakarta mendeklarasikan diri mendukung Risma maju menantang Ahok. Dalam survei opinion leader Lembaga Psikologi Politik UI, Risma masuk tiga nama yang direkomendasikan pakar untuk maju menjadi calon DKI-1.
ARKHELAUS W.