TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengatakan upaya sejumlah warga untuk membandingkan pembangunan DKI Jakarta dengan Surabaya tidak tepat karena perbedaan besaran cakupan wilayahnya. Menurut Ahok, untuk memimpin DKI Jakarta, diperlukan orang yang sudah terukur dan teruji supaya tidak seperti membeli kucing dalam karung.
"Surabaya itu cuma Jakarta Selatan gitu, lho. Ini (Jakarta) bukan cuma Jakarta Selatan ini. (Tapi) ini utara, pusat, timur, barat. Itu beda gitu, lho," kata Ahok di Balai Kota, Kamis, 11 Agustus 2016.
Ahok berharap, dalam debat kandidat calon Gubernur DKI Jakarta nanti, semua kandidat berlomba menawarkan program yang lebih baik untuk Jakarta. "Misalnya, ini Jakarta bagaimana nih, kok beda banget sama Surabaya? Surabaya trotoarnya sudah rapi, Jakarta kok belum?" ujar Ahok.
Jika semua kandidat Gubernur DKI Jakarta menawarkan program seperti itu, Ahok menilai persaingan akan semakin sehat karena komparasinya jelas. Menurut Ahok, dia siap jika harus berdebat dengan calon penantangnya kelak, termasuk Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang disebut-sebut akan melenggang ke Jakarta.
"Kalau sudah petahana, siap enggak siap, juga kamu mesti siap. Kecuali kamu enggak mau ikut lagi," tutur Ahok.
Ahok berharap akan semakin banyak kepala daerah lain ikut meramaikan Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017. Dengan begitu, mereka bisa bertukar ide dan mengadu gagasan maupun program yang pernah diterapkan di daerah masing-masing.
"Justru saya berharap banyak kepala daerah ikut. Nanti kan masing-masing kepala daerah akan sampaikan, misalnya kamu dari kota A, kamu (bisa) ngomong, 'Jakarta enggak ada apa-apa, bandingin kota gue, dong," ucap Ahok.
Cara tersebut, kata Ahok, lama-kelamaan bisa mendidik seluruh masyarakat Indonesia karena orang-orang mulai berpikir tentang standar kepala daerah yang mereka inginkan. "Orang mikir, oh ternyata bisa ya (pengurusan) izin dibuat kayak gitu. Itu yang saya bilang mengedukasi masyarakat memilih yang paling benar," kata Ahok.
LARISSA HUDA