TEMPO.CO, Jakarta-Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan bidang Perekonomian Hendrawan Supratikno menyebut partainya masih mencari hari baik untuk mendeklarasikan dukungan kepada duet Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat maju dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta. "Ini sudah masuk tahap deklarasi, lagi dicari kapan waktunya yang pas," kata Hendrawan saat dihubungi Tempo, Rabu, 14 September 2016.
Partai berlambang banteng itu hingga kini memang belum mengumumkan siapa calon yang bakal diusung. Namun PDI Perjuangan santer dikabarkan bakal mendukung gubernur inkumben yang akrab disapa Ahok itu.
Hendrawan mengatakan Surat Keterangan rekomendasi dukungan akan dikeluarkan pada 19 September 2016. Sedangkan untuk pendaftaran ke Komisi Pemilihan Umum Jakarta bakal dilakukan tepat di hari dibukanya pendaftaran. "Pada 21 September rencananya seluruh daerah bakal didaftarkan secara serempak. Tak hanya DKI saja," ucap Hendrawan.
Menurut Hendrawan, keputusan itu berdasarkan rapat terakhir di rumah Ketua Umum Megawati Soekarnoputri di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat belum lama ini. Dalam rapat itu juga sekaligus membahas pilkada di berbagai wilayah. Dari 101 wilayah, tinggal 10 daerah lagi yang belum rampung. "Waktu itu rapat terakhir di Teuku Umar sisa 10 daerah. 92 persen sudah selesai," kata dia.
Dukungan PDIP untuk Ahok juga tak dipungkiri oleh Ketua Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan bidang Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan Djarot Saiful Hidayat. Djarot pun tak menampik saat ditanya ihwal dirinya yang akan mendampingi Ahok lagi.
Menurut wakil gubernur DKI Jakarta ini, kecenderungam PDI Perjuangan untuk memilih Ahok kembali memang tak bisa dipungkiri. "Kecenderungan pasti PDIP ke pertahana," ujar Djarot.
Alasannya, kata dia, kinerja pertahana selama ini masih dianggap moncer. Sejumlah program untuk perbaikan Jakarta dianggap bisa dijalankan dengan baik. Di samping itu, Djarot mengungkapkan Ahok juga tak terperangkap dalam kasus hukum.
Padahal, Ahok sebelumnya sempat dikaitkan dengan sejumlah kasus hukum seperti proyek reklamasi pantai dan pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras. "Pertahana dianggap baik dan bisa melaksanakan program dan tak ada persolaaan hukum yang signifikan," ujar Djarot.
Ihwal nama Djarot yang akan berpasangan dengan Ahok sebagai calon wakil gubernur, Hendrawan mengatakan tiga partai yang lebih dulu mendeklarasikan dukungan kepada Ahok harus bisa menyesuaikan. Soalnya, kata dia, di antara tiga partai itu PDIP yang punya kursi terbanyak. "Ya mereka tinggal sesuaikan saja," ucap Hendrawan.
Ahok memang sudah didukung tiga partai yakni Golkar, Hanura, dan NasDem. Saat Ahok mendeklarasikan diri memilih jalur partai dari sebelumnya jalur perseorangan, Ahok belum mengumumkan siapa calon pendampingnya. Padahal, saat masih di jalur independen, dia telah menunjuk Ketua Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Heru Budi Hartono sebagai wakil.
Partai NasDem yang sebelumnya menyatakan calon wakil Ahok harus Heru, melunak. Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai NasDem, Willy Aditya, mengatakan tak jadi masalah jika bukan Heru. "Yang penting cagubnya tetap Ahok," kata Willy.
Saat ini, kata Willy, partainya masih berkomunikasi dengan PDI Perjuangan untuk persiapan deklarasi. Lokasi deklarasi, kata Willy, bakal dilakukan antara di posko pemenangan Ahok di Jalan Lembang, Jakarta Pusat dan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. "Ya inginnya tempat yang lebih luas," ujar Willy.
Ahok sendiri mengaku tak tahu jika dirinya bakal diusung PDI Pejuangan. "Belum tahu," kata Ahok.
DEVY ERNIS