TEMPO.CO, Jakarta - Sampah-sampah menumpuk seusai unjuk rasa yang dilakukan ribuan massa Gerakan Muslim Jakarta di depan Balai Kota, Jakarta Pusat. Zona ring satu Jakarta ini langsung tampak kumuh oleh botol minuman mineral dan makanan ringan.
Bagi para pengunjuk rasa, bekas makanan dan minuman itu hanya sebatas sampah. Namun, untuk Dede Jarkasih hal itu menjadi berkah. Pemulung berusia 27 tahun ini memanen sampah dari pagi sambil mengendap-endap dari tangkapan petugas dinas sosial.
Hingga siang tadi, Dede sudah mengantongi duit Rp 25 ribu dari hasil menukar sampah ke seorang bandar. Padahal, biasanya butuh sehari penuh ia bisa mendapatkan uang Rp 30 ribu.
Baca: Demo Tolak Ahok, Massa Tutup Jalan Medan Merdeka Timur
Dede pun lanjut memungut sampah di sekitar Balai Kota. Dia memasukkan tiap gelas plastik, botol minuman ke karung yang dibawanya. "Tapi sudah dapat sekarung. Kira-kira bisa dapat 40 kilogram," ujarnya. "Untung besar, tanpa keliling Jakarta mencari sampah."
Pemulung lain, Asdi, juga mendapat rezeki dari sampah. Sejak datang sekitar pukul 14.00 WIB, dia sudah mengumpulkan 10 kilogram sampah. "Biasanya, dari pagi hingga malam saya baru dapat 15 kilogram sampah," ujarnya.
Namun, Asdi harus berhati-hati memungut sampah. Dia harus melirik posisi petugas dinas sosial agar tidak ketahuan dan ditangkap. "Nanti saya dikurung," ujar pria yang biasa mengumpulkan sampah hingga Muara Angke, Jakarta Utara.
Baca: Razia Imigran Gelap, Imigrasi Ungkap Pencetak Dolar Palsu
Sebelumnya, ribuan pendemo berkumpul di Balai Kota sejak pukul 13.30 WIB. Pendemo ini menuntut penyelesaian kasus penistaan agama yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok terkait dengan pernyataannya soal Surat Al-Maidah ayat 51 beberapa waktu lalu, yang dianggap menistakan agama Islam.
Akses jalan di depan Balai Kota ditutup petugas keamanan. Sekitar pukul 16.30 WIB, kendaraan bermotor sudah bisa melintas meskipun jalan masih dipenuhi sampah. Sejumlah personel polisi, termasuk Wakil Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Herry Heryawan, sempat datang dan bersiaga di Balai Kota.
LARISSA HUDA