TEMPO.CO, Bekasi - Kartika Dewi masih trauma setelah terjebak banjir di ruas jalan tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) ramp 8 selepas exit tol Cikunir 4, pada 21 Februari 2017. Kartika yang bertaruh nyawa untuk lolos dari banjir kini enggan melintas di lokasi banjir seleher itu.
"Kalau ingat kejadian itu, saya masih trauma," kata Kartika, 23 tahun, ditemui di kantor pusat PT. JLJ Plasa JLJ Jatiasih, Kota Bekasi, Senin, 27 Februari 2017.
Baca juga: Korban Banjir Tol Cikunir Bersepakat Damai dengan Jasa Marga
Ibu rumah tangga ini mengaku untuk sementara enggan mengemudikan mobil setelah kejadian mencengangkan tersebut. Pengusaha muda ini meminta ditemani jika bepergian. "Saya masih takut berkendara sendirian," kata Kartika.
Untuk menghilangkan trauma itu, Kartika awalnya berencana ke psikiater. Namun, rencana itu urung karena sudah bisa mengendalikan emosi serta berkat dukungan dari keluarga maupun temannya. "Kejadian itu cukup dramatis buat saya," kata dia.
Ia kembali mengisahkan, detik-detik ketika terjebak banjir 1,5 meter. Tiba-tiba mobil Toyota Kijang Innova yang dikendarainya tak bisa bergerak begitu sampai di lokasi. Gelap disertai hujan deras, Kartika panik. "Saya mau mundur tidak bisa, air mulai masuk ke dalam mobil," kata dia.
Simak juga: Setelah Insiden Terjebak Banjir, PT Jalantol Janjikan Ini
Setelah 15 menit terjebak di dalam, Kartika berusaha keluar. Kartika kesulitan membuka pintu mobil karena tekanan air yang merendam ruas tol itu cukup tinggi. Beruntung, kaca pintu masih terbuka, sehingga ia keluar dari lubang berdiameter 40 sentimeter. "Di luar air sudah seleher," ujar dia.
Usai kejadian, ia bersama dengan kuasa hukum mendaftarkan gugatan perdata ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Namun, gugatan itu dicabut karena perusahaan serius akan meningkatkan pelayanan standar publik khususnya bagi keselataman pengguna jalan tol.
ADI WARSONO