TEMPO.CO, Jakarta - Penyebab kematian Akseyna Ahad Dori, mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, hingga kini masih misteri. Sejak ditemukan tewas di Danau Kenanga UI dua tahun lalu, polisi sampai saat ini belum menemukan tersangka pembunuh Akseyna.
Polisi beralasan mereka belum menemukan bukti baru dalam kasus ini. "Sementara belum kami dapatkan (bukti baru)," kata Kepala Subdirektorat Kejahatan dan Kekerasan Kepolisian Daerah Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Hendy Febrianto di kantornya, Jumat, 24 Maret 2017.
Hendy mengatakan kasus ini menjadi titik penting baginya sejak menjabat. "PR bagi saya pertama saya menjabat kan concern saya ke Akseyna," kata dia.
Namun, dalam kesempatan yang sama, Hendy menjelaskan, dia menemukan benturan dalam mengungkap kasus pembunuhan Akseyna. Salah satunya, menurut Hendy, kasus yang sudah berhenti lama akan memiliki masalah ketika dibuka lagi.
"Otomatis olah TKP yang sekarang tidak sama ketika TKP masih belum terkontaminasi," kata Hendy.
Baca: Terungkap Kasus Akseyna, Polisi: Pembunuhnya Orang Terdekat
Hendy menjelaskan pihaknya akan mencari alat bukti yang memperkuat asumsi dugaan pelaku selama ini. Sebab sampai saat ini polisi belum mengantongi alat bukti.
"Sampai sekarang asumsi yang kita bangun tidak sepenuhnya dicukupi alat bukti. Masih proses investigasi," kata Hendy.
Mayat Akseyna ditemukan mengambang di danau UI pada Kamis, 26 Maret 2015. Identitas mayat baru terungkap pada empat hari kemudian.
Dalam proses penyelidikan, seorang teman Akseyna menemukan surat di dalam kamar kos mahasiswa itu. Surat itu awalnya diduga adalah surat wasiat dari Akseyna. Namun belakangan, seorang grafolog meyakini surat tersebut bukan ditulis Akseyna. Diduga, surat tersebut sengaja ditulis seseorang untuk mengalihkan perhatian polisi agar polisi menyimpulkan Akseyna tewas bunuh diri.
BENEDICTA AVINTA | JH