TEMPO.CO, Jakarta - Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menyampaikan sekitar 500 ribu tburuh akan turun ke jalan untuk memperingati Hari Buruh Internasional atau May Day pada 1 Mei 2017. Aksi ini untuk menyampaikan pesan kepada pemerintah bahwa buruh dan masyarakat masih jauh dari kata sejahtera.
“Pemerintahan Presiden Joko Widodo yang katanya pro terhadap orang kecil, faktanya kebijakan yang diambil tidak berpihak kepada orang kecil termasuk buruh,” ujar Presiden KSPI, Said Iqbal, dalam keterangan tertulis, Minggu, 30 April 2017.
Baca: Jokowi Berharap ASEAN Sepakati Dokumen Perlindungan Buruh Migran
Said menuturkan ada tiga kebijakan Presiden Jokowi yang tidak berpihak pada buruh, yaitu menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 78 tahun 2015 yang membatasi kenaikan upah, mengeluarkan kebijakan pemagangan berkedok pendidikan, yaitu hanya memberikan uang saku, serta menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 45 tahun 2015 tentang nominal iuran dan besaran manfaat jaminan pensiun yang dinilai sangat kecil.
Said berujar di Jakarta, selain aksi dan orasi, juga akan diadakan pagelaran rakyat dan buruh seperti marching band, pembacaan puisi, tearikal buruh, lagu perjuangan, dan sebagainya yang dilakukan gabungan antara KSPI dan Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia (KPBI). “Aksi ini cermin dari kepedulian dan keseriusan buruh dalam memperjuangan perubahan ke arah yang lebih baik.”
Baca: Peringatan Hari Buruh, Djarot: Silakan Unjuk Rasa tapi...
Selain di Jakarta, aksi buruh ini secara serentak juga akan digelar di berbagai provinsi seperti Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Gorontalo, Kalimantan Selatan, dan sebagainya.
GHOIDA RAHMAH