TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah I Jakarta Pusat Sujadiyono mengatakan empat dari sembilan siswa yang telah dipecat dari sekolahnya, dicabut pula kepemilikan Kartu Jakarta Pintar (KJP)-nya. Meski begitu, kata Sujadiyono, mereka tetap diberikan kesempatan melanjutkan pendidikan.
Saat ini, ujar Sujadiyono, dari sembilan orang pelaku, ada empat pelaku yang menerima KJP. "Mereka tetap diberikan solusi untuk memenuhi wajib belajar 12 tahun," kata Sujadiyono di SMP Negeri 273, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa, 18 Juli 2017.
Baca: KJP Pelaku Bullying di Thamrin City Dicabut
Menurut Sujadiyono, para penerima KJP yang telah dicabut KJP-nya akan diberikan keringanan untuk mendapatkan Kartu Indonesia Pintar (KIP). Alasannya, mereka juga tetap butuh biaya untuk melanjutkan pendidikan. "Apalagi jika mereka harus pindah ke sekolah swasta dengan biaya lebih mahal," kata Sujadiyono.
Aturannya, ujar Sujadiyono, penerima KJP tidak boleh menerima KIP, begitu juga sebaliknya. Jadi, saat KJP mereka dicabut, mereka tetap mendapat kesempatan mendapatkan KIP. "Pak Menteri tadi sudah menginstruksikan untuk memberikan KIP," kata Sujadiyono.
Sujadiyono mengatakan pihaknya telah melakukan mediasi pada Senin, 16 Juli 2017, di SMPN 273. Hasilnya, orang tua korban akan mencabut laporan di Kepolisian Sektor Tanah Abang. "Hari ini laporan akan dicabut," kata Sujadiyono.
Menurut Sujadiyono, sembilan pelaku perisakan (bullying) berasal dari sekolah berbeda. Seluruh pelaku yang dikembalikan kepada orang tuanya itu adalah AS dari SMP Negeri 273, HR dari SMP Muhammadiyah 6, satu orang dari SD Muhammadiyah 56, dua orang dari SD Negeri Kebon Kacang 03 Pagi, satu orang dari SD Negeri Kebon Melati 02, dan dua orang dari SD Negeri Kebon Kacang 01.
Kasus bullying di kalangan pelajar SMP dan SD di Jakarta ini merebak dan mengejutkan publik. Dalam video yang tersebar di Instagram dan Facebook itu, tampak anak perempuan berseragam putih-putih mendapat perlakuan kasar dari teman perempuan dan lelaki. Rambutnya dijambak, kemudian disuruh mencium tangan dan kaki pelaku.
Baca juga: Bullying Pelajar di Thamrin City, Korban Dihadang dan Dijambak
Kasus tersebut kini dalam penyelidikan Kepolisian Sektor Tanah Abang Jakarta. Aksi bullying itu diduga terjadi pusat perbelanjaan Thamrin City, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Tanah Abang Komisaris Mustakim mengatakan kejadian tersebut bermula karena adu mulut antara korban dan pelaku sehari sebelum aksi bullying.
IRSYAN HASYIM | ALI ANWAR