TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakart, Djarot Saiful Hidayat, mengatkan kebijakan pembatasan kendaraan dengan nomor plat ganjil-genap telah diterapkan setahun belakangan ini di sejumlah jalan protokol.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memilih sistem kewasan ganjil-genap sebagai pengganti sistem 3 in 1 untuk mengatasi kemacetan di Jakarta sejak Agustus tahun lalu.
Berdasarkan hasil evaluasi kebijakan itu, Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menilai pembatasan kendaraan ganjil-genap efektif mengurai kemacetan. Apalagi, kata Djarot, dengan adanya pembangunan infrastruktur besar-besaran maka kebijakan itu dinilai paling tepat.
"Ganjil genap cukup mengurangi (kemacetan) ya. Justru dengan pembangunan transportasi besar-besaran di Jakarta maka diperlukan pengendalian, salah satunya menggunakan ganjil-genap," ujar Djarot Saiful di Pasar Pelita, Jalan Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa, 29 Agustus 2017.
Baca: Djarot Saiful Senang Dengar Anies-Sandi Dukung RPTRA
Bahkan Djarot menilai pembatasan kendaraan ganjil-genap lebih efektif ketimbang kebijakan three in one, yaitu minimal tiga orang dalam satu kendaraan. Pasalnya, kata Djarot, pengawasan pembatasan ganjil-genap dianggap lebih mudah ketimbang three in one yanh kerap menggunakan jasa joki ilegal.
Baca: Djarot Saiful Menuding PKL Liar Bikin Pasar Tradisional Sepi
Djarot menuturkan pembatasan ganjil genap masih akan terus dikaji, terutama untuk perluasan areanya. Sementara itu, untuk sepeda motor masih akan terus diatur, namun belum sampai pada keputusan pelarangan melintas di wilayah tertentu.
Dengan adanya pembatasan ganjil-genap, Djarot berharap pembangunan infrastruktur tetap berjalan meskipun kemacetan belum terhindarkan.
"Tanpa ada pengaturan maka akan menjadi stuck di mana-mana pasti. Ketika pembangunan sudah selesai maka aturannya akan diperlonggar," ujar Djarot.
Begitu proyek-proyek pemerintah sudah selesai, seperti pembangunan terowongan (underpass), jalan layang (flyover), dan transportasi massal, Djarot mengatakan aturan pembatasan ganjil-genap bisa diperlonggar dengan harapan masyarakat beralih ke transportasi publik.
"Maka setiap orang akan nyaman berkendara di Jakarta. Jadi, cukup efektif ganjil-genap evaluasi dari kami," ujar Djarot.
LARISSA HUDA