TEMPO.CO, Tangerang - PT Angkasa Pura II (Persero) menyiapkan 70 awak sarana untuk mengoperasikan Skytrain, kereta canggih berbasis teknologi Automated People Mover System di Bandara Soekarno-Hatta. Awak sarana adalah nama lain untuk pengemudi dan maintenance Skytrain yang telah mendapatkan sertifikat kelulusan pendidikan khusus mengoperasikan Skytrain.
"Ada sekitar 70 tenaga sopir plus maintenance," ujar Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin kepada Tempo Ahad 17 September 2017.
Awaluddin mengatakan pada tahap awal ini operasional Skytrain akan tetap melibatkan pengemudi hingga sekitar 6 bulan ke depan sebagai bagian dari familiarisasi dan sosialisasi kepada publik. "Setelah itu Skytrain akan beroperasi tanpa awak," katanya.
Baca: Menjajal Skytrain, Penumpang: Enak, Nggak Berat Bawa Banyak Koper
Menurut Awaluddin, hingga 3-6 bulan kedepan ada 11 awak sarana yang secara bergantian mengoperasikan Skytrain dari Terminal 3 ke Terminal 2 dan arah sebaliknya.
Setelah masa familiarisasi dan sosialisasi kepada publik selesai, para awak sarana itu akan ditempatkan di ruang kendali Skytrain (Operational Control Skytrain) di Depo yang terletak di dekat stasiun kereta bandara Soekarno-Hatta." Depo adalah bengkel termasuk ruang kendali, Operational Control Skytrain,"kata Awaluddin.
Vice President Electronical & Mechanical Engineering Angkasa Pura II, M Putra Pariadi mengatakan dalam pengoperasian Skytrain ada Standar Operational Prosedur dalam penempatan awak sarana ini. "Pada tahap awal ini, Skytrain dioperasikan pengemudi didampingi asistennya," kata Putra.|
Dalam satu trainset atau dua gerbong Skytrain ada empat pengemudi yang bertugas, masing masing di bagian depan Skytrain.
Baca: Ini Pujian dan Keluhan Penumpang Terhadap Skytrain Soekarno-Hatta
Skytrain Bandara Internasional Soekarno-Hatta mulai beroperasi pada hari ini Minggu, 17 September 2017, atau bertepatan dengan Hari Perhubungan Nasional.
Pengoperasian Skytrain tersebut dilakukan setelah Kementerian Perhubungan melakukan sejumlah verifikasi khususnya terkait dengan keselamatan, keamanan, dan pelayanan, di mana kemudian diterbitkan Keputusan Menteri Perhubungan RI Nomor KP 841 Tahun 2017 tentang Izin Operasi Perkeretaapian Khusus Kepada PT Angkasa Pura II (Persero).
Pada tahap awal, Skytrain beroperasi untuk melayani perpindahan penumpang pesawat atau pengunjung bandara dari Terminal 3 ke Terminal 2 dan sebaliknya pada pukul 07.00 – 09.00 WIB, lalu 12.00 – 14.00 WIB, serta 17.00 – 19.00 WIB. Nantinya, Skytrain akan beroperasi 24 jam dalam 1 hari. Penumpang pesawat juga dapat mengetahui jadwal keberangkatan dan kedatangan Skytrain melalui aplikasi Indonesia Airport di smartphone iOS dan android.
Adapun lintasan yang dilalui pada tahap awal ini adalah sepanjang 1.700 m dan kapasitas 1 set Skytrain yang terdiri dari 2 kereta ini adalah sebanyak 176 orang.
Baca: Skytrain Bandara Terintegrasi dengan Stasiun Dukuh Atas Desember
Sementara itu pada tahap selanjutnya Skytrain akan menghubungkan Terminal 3, Terminal 2, stasiun kereta bandara, dan Terminal 1 dengan total lintasan dual track mencapai 3.050 m atau sekitar 3 km. Saat beroperasi penuh, headway Skytrain ditetapkan setiap 5 menit dengan total waktu tempuh 7 menit.
Total nilai investasi proyek Skytrain ini mencapai sekitar Rp950 miliar, di mana sebesar Rp530 miliar digunakan untuk pengadaan trainset dan Rp420 miliar untuk pembangunan lintasan.
Pengadaan trainset Skytrain disiapkan oleh PT LEN Industri (Persero) dan Woojin asal Korsel, sementara itu pembangunan lintasan beserta shelter oleh PT Wijaya Karya Tbk dan PT Indulexco.
JONIANSYAH HARDJONO