Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Penurunan Permukaan Tanah di Penjaringan Terparah di Jakarta Utara

image-gnews
Tukang becak membawa penumpangnya melintasi genangan banjir rob yang melanda kawasan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, Minggu (23/1). Dalam seminggu terakhir, banjir rob akibat air laut pasang dan tanggul yang jebol menggenangi kawasan tersebut dan mengganggu aktivitas warga sementara Pemprov DKI berusaha menanganinya dengan perbaikan tanggul. ANTARA/Fanny Octavianus
Tukang becak membawa penumpangnya melintasi genangan banjir rob yang melanda kawasan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, Minggu (23/1). Dalam seminggu terakhir, banjir rob akibat air laut pasang dan tanggul yang jebol menggenangi kawasan tersebut dan mengganggu aktivitas warga sementara Pemprov DKI berusaha menanganinya dengan perbaikan tanggul. ANTARA/Fanny Octavianus
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta - Penurunan permukaan tanah di Jakarta Utara semakin mengkhawatirkan. Dalam 20 tahun terakhir wilayah pesisir Jakarta kehilangan 1.153 hektare hutan mangrove. Menurut Direktur Keadilan Kota dari Institut Hijau Indonesia, Selamet Daroyni, penurunan permukaan tanah terparah terjadi di Penjaringan.

"Sebagai akibat konversi hutan mangrove menjadi hunian," kata Selamet, Jumat (8/4).

Berdasarkan penelitian sejak 1985 hingga 2010, lanjut Selamet, laju penurunan permukaan tanah di Penjaringan mencapai 4,8662 sentimeter per tahun. Berikutnya Pademangan mencapai 4,1573 sentimeter per tahun. Baru setelahnya Tanjung Priok, yang mencapai 3,491 sentimeter per tahun. Koja mencapai 3,1625 per tahun dan penurunan muka tanah di Cilincing 2,65 sentimeter per tahun.

Selamet menambahkan reklamasi pantai utara turut mempengaruhi penurunan permukaan tanah ini. "Reklamasi justru memperparah, tidak ada korelasinya menyelamatkan Jakarta dari banjir," tuturnya.

Solusi terbaik, tambah Selamet, untuk menahan penurunan permukaan tanah adalah merevitalisasi sekitar 2.500 hektare hutan bakau. Hutan bakau menjadi kawasan penyangga. Hanya saja untuk menjadi penyangga, kata dia, kawasan tersebut harus steril dari pembangunan dan harus dibiarkan dalam kondisi aslinya. "Padahal di kawasan teluk Jakarta yang menguasai perusahaan-perusahaan properti," ujar Selamet.

Selamet menambahkan konversi hutan mangrove menjadi hunian membuat 6,6 juta meter kubik air kehilangan tempat resapan. Beban bangunan, beban jalan tol, curah hujan tinggi, banjir rob dan pengambilan air yang masih tinggi memperparah kondisi kawasan Penjaringan. Hunian di Penjaringan sendiri termasuk paling padat untuk wilayah Jakarta Utara. "Akibatnya sekarang daya dukung lingkungannya sudah hilang," tambahnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hilangnya daya dukung lingkungan terlihat dari banjir rob yang makin masif sejak tahun 2000. Di Muara Angke dan Kalibaru, misalnya, sekitar tahun 2000 rob hanya setinggi 40-50 sentimeter. Tetapi pada November-Desember 2010 terpantau titik rob mencapai 2,5 meter.

Hilangnya daya dukung pesisir di Penjaringan mempengaruhi wilayah lain. Air laut lebih mudah merembes masuk ke daratan (intrusi) hingga ke Jakarta Timur, Barat dan Pusat. Genangan, baik disebabkan banjir rob, curah hujan tinggi maupun banjir kiriman, di berbagai wilayah juga terpantau makin tinggi.

"Contohnya di Marunda yang tanahnya lebih tinggi dan beban bangunannya belum banyak. Tahun 2004-2005 genangannya hanya 5-10 sentimeter, 2010 genangan karena rob sampai 70 sentimeter," kata Selamet.

Wakil Camat Penjaringan, Rusdianto, mengakui semakin parahnya penurunan permukaan tanah di kawasannya. Indikasi ini terlihat dari warga yang terus menerus menguruk tanah di sekitar rumahnya.

ARYANI KRISTANTI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kota Bekasi Antisipasi Permukaan Tanah Turun, Caranya?

31 Januari 2019

Pekerja membuat sumur resapan di kawasan Kuningan, Jakarta, (12/11). Pembuatan 2000 sumur resapan bertujuan agar air hujan lebih cepat diserap tanah sehingga Jakarta terhindar dari banjir. TEMPO/Dian Triyuli Handoko
Kota Bekasi Antisipasi Permukaan Tanah Turun, Caranya?

Pemerintah Kota Bekasi mulai mengantisipasi menyusutnya cadangan air akibat pembangunan yang masif dan yang bisa memicu ancaman permukaan tanah turun.


UI: Permukaan Tanah di Jakarta Utara Ambles 11 Cm Per Tahun

4 Desember 2018

Pekerja tengah membuat beton pemecah ombak di kawasan Cilincing, Jakarta, 3 Agustus 2017. Pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menanggapi serius akan ancaman penurunan permukaan tanah dan banjir rob di utara Jakarta. Tempo/Tony Hartawan
UI: Permukaan Tanah di Jakarta Utara Ambles 11 Cm Per Tahun

Peneliti Universitas Indonesia (UI) menyatakan permukaan tanah turun 11 sentimeter per tahun di Jakarta Utara.


Prediksi Jakarta Tenggelam, Menteri PUPR Sepakat Pendapat Prabowo

22 November 2018

Pengendara motor melintasi banjir rob di kawasan Muara Baru, Jakarta Utara, 31 Januari 2018. Permukaan air laut mulai naik menjelang fenomena Super Blue Blood Moon malam nanti. TEMPO/Fakhri Hermansyah
Prediksi Jakarta Tenggelam, Menteri PUPR Sepakat Pendapat Prabowo

Menteri PUPR Basuki Hadimulyono sepakat dengan pernyataan Prabowo Subianto tentang potensi Jakarta tenggelam pada 2025.


Kata Anies Soal Prabowo Sebut 2025 Bundaran HI Jadi Laut

22 November 2018

Prabowo Subianto mengucapkan selamat kepada Anies Baswedan usai dilantik sebagai Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 di Istana Negara, Jakarta, 16 Oktober 2017. TEMPO/Subekti.
Kata Anies Soal Prabowo Sebut 2025 Bundaran HI Jadi Laut

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan optimistis pernyataan Prabowo Subianto soal air laut akan mencapai Bundaran HI pada 20125 tak akan terjadi.


Di Kota Depok, Permukaan Tanah Turun 0,3 Sentimeter Tiap Tahun

29 Mei 2018

Para pengendera melewati tulisan
Di Kota Depok, Permukaan Tanah Turun 0,3 Sentimeter Tiap Tahun

Pemerintah Kota Depok telah mengambil langkah antisipasi untuk mencegah permukaan tanah turun.


Sandiaga Uno: Tanah Ambles 60 Cm per Tahun karena Air Disedot

15 Maret 2018

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno saat mengecek JakGrosir, di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, 11 Januari 2018. Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno berharap agar harga sembako tetap stabil  dan tidak ada kenaikkan yang begitu tinggi. TEMPO/ Naufal Dwihimawan Adjiditho
Sandiaga Uno: Tanah Ambles 60 Cm per Tahun karena Air Disedot

Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno menjelaskan, tanah ambles di Jakarta sebesar 60 cm tiap tahun karena penyedotan air tanah.


Ahli ITB Sebut Solusi Penurunan Tanah Jakarta Belum Terpecahkan

25 Juli 2017

Ilustrasi Gedung-gedung bertingkat di Jakarta. TEMPO/Fardi Bestari
Ahli ITB Sebut Solusi Penurunan Tanah Jakarta Belum Terpecahkan

Masyhur Irsyam mengatakan, sepanjang pantai utara Jawa dari Surabaya hingga Jakarta mengalami penurunan tanah.


Sebagian Pengungsi Tanah Retak di Ponorogo Pindah ke Lokasi Aman  

11 April 2017

Tim SAR gabungan mencari korban yang tertimbun longsor di Desa Banaran, Ponorogo, Jawa Timur, 7 April 2017. Bukan hanya Brian, seorang teman sekolahnya juga kehilangan ibu dan adiknya dalam longsor. ANTARA/Zabur Karuru
Sebagian Pengungsi Tanah Retak di Ponorogo Pindah ke Lokasi Aman  

Sumani mengatakan petugas akan memasang alat untuk memantau pergerakan tanah.


Tebing Longsor di Tasikmalaya, 1 Warga Tewas  

7 Januari 2015

Ilustrasi jalan amblas / longsor. ANTARA/Syafril Adriansyah
Tebing Longsor di Tasikmalaya, 1 Warga Tewas  

Saat kejadian, korban tewas yang bernama Ma'mun bin Madsair, 73 tahun, sedang memperbaiki irigasi di kampungnya.


Tanah Bergerak, Puluhan Warga Tasikmalaya Mengungsi

14 Juli 2014

Rumah ini bergeser hampir 100 meter akibat terbawa tanah yang bergerak usai terjadi longsor di Kampung Cigedogan, Desa Mekarmulya, Kecamatan Cikalongkulon, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, (29/01). Tempo/Deden Abdul Aziz
Tanah Bergerak, Puluhan Warga Tasikmalaya Mengungsi

Kasus tanah bergerak terjadi di sejumlah kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya, yakni di Kecamatan Cikatomas, Cigalontang, Taraju, dan Salawu.