TEMPO.CO, Jakarta - Penertiban pedagang kaki lima (PKL) di Monumen Nasional beberapa waktu lalu tampaknya tak menimbulkan efek jera. Puluhan PKL masih terlihat berjualan dengan lenggang di beberapa titik kawasan Monas, di antaranya di sebelah dan luar parkir IRTI, sepanjang area menuju pelataran Monas, taman di dalam Monas, dan beberapa titik lainnya.
Seorang pedagang ketupat sayur, Supriyanto, 53 tahun, mengaku sempat menjadi korban penggusuran, namun ia kembali lagi. "Sejak tahun 1995 saya di sini. Penggusuran itu biasa," kata dia kepada Tempo di Monas, Senin, 25 Agustus 2014. Saat ditanya apakah tak ada pilihan tempat lain untuk berdagang, Pri, sapaan akrabnya, mengaku tidak tahu. Dia merasa nyaman berjualan di Monas meski terkadang harus berkejaran dengan petugas saat penertiban.
Kepala Unit Pengelola Monas, Rini Hariyani, mengatakan berusaha menertibkan para PKL. Berbagai cara telah dilakukan untuk menghalau PKL bandel. Namun, mereka tetap saja keukeuh kembali. "Sering kali mereka bawa kantong keresek satu per satu, enggak tahunya dagangan. Kami masih banyak menemui kendala," ujar Rini.
Rini menceritakan ada pula PKL yang berkedok sebagai TNI serta melompat pagar di malam hari untuk menurunkan dagangannya. "Kendalanya tidak semua petugas punya nyali. Kebanyakan malah lebih galak PKL-nya daripada kami," tuturnya. Dalam waktu dekat, Rini berencana akan melakukan penertiban lagi. Kini, ia telah berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk kepentingan tersebut.
DEWI SUCI RAHAYU
Topik terhangat:
ISIS | Pemerasan TKI | Sengketa Pilpres | Pembatasan BBM Subsidi
Berita terpopuler lainnya:
Istri Wakil Wali Kota Antre Bensin Eceran di Tegal
Tim Jokowi-JK Susun Tiga Opsi Kabinet
Dewan Pendidikan Kritik Kurikulum 2013 yang Amburadul
Pengganti Busyro, KPK Setuju Nama Ini
Pemain Bola Tewas Setelah Ditimpuk Penonton