TEMPO.CO, Jakarta - Unjuk rasa buruh di depan Istana Merdeka menjadi magnet buat para pedagang. Penjual makanan yang biasa mangkal di kawasan Monas ramai-ramai memarkir gerobaknya di area pintu utara Monas, dekat Istana Merdeka.
Selain menyerbu pedagang makanan dan minuman, para pengunjuk rasa juga terlihat mengerumuni penjual cincin batu akik. Tempo melihat ada 30 buruh yang meninggalkan arena demonstrasi dan memilih nongkrong di tempat pedagang cincin. (Baca: Buruh Ancam Lumpuhkan Bundaran HI)
Panji, 45 tahun, pedagang batu akik di Monas, mengatakan cuma iseng menjajakan cincin di arena demo buruh. "Biasanya saya cuma muter-muter ke pasar atau kompleks," katanya. Tak disangka, cincin batu akik yang dibawa Panji laris diborong buruh peserta demonstrasi. "Lumayan, ini sudah laku satu boks," kata Panji yang mengaku mendapatkan cincin dan batu akik dari kawasan Jatinegara, Jakarta Timur.
Saat berjualan di Monas, Panji membawa tiga boks cincin, masing-masing berisi 15 buah. Harganya Rp 25 ribu-40 ribu per cincin. Berjualan di depan Istana Merdeka, Panji mengaku mendapatkan laba Rp 300 ribu. (Baca: Ahok: Demo Buruh Bisa Jadi Obyek Wisata)
Selain diminati para buruh, dagangan Panji juga dibeli oleh polisi yang mengawal demonstrasi. Saat membicarakan batu akik, polisi dan buruh tampak intim berdiskusi. "Yang merah bagus, tuh, mirip delima," kata seorang polisi kepada buruh yang sedang melihat-lihat sebuah cincin.
Zaenal Achmad, 36 tahun, anggota Serikat Pekerja Nasional asal Tangerang yang ikut berdemo, mengatakan baru menggemari batu akik. "Kalau beli yang asli kan mahal. Akhirnya saya beli tiruan batu bacan, warnanya mirip sekali," kata Zaenal sambil menunjukkan cincin perak bertahtakan batu berwarna hijau.
PRAGA UTAMA
Berita Terpopuler
Akhirnya Ical Mendukung Perpu Pilkada Langsung
'Yang Konflik Golkar, Kok, yang Bicara Gerindra'
Ini Isi Kesepakatan Koalisi Prabowo-Demokrat