TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Siane Indriani, mengatakan Jessica Kumala Wongso, saksi kasus kematian Wayan Mirna Salihin, mengalami depresi karena merasa disudutkan dan seolah sudah menjadi tersangka dalam kasus tersebut.
Siane meminta semua pihak, termasuk media melakukan analisis lebih dalam terhadap setiap pernyataan dan fakta terkait dengan kasus tersebut. “Harusnya tak ada kriminalisasi yang hanya berdasar pada asumsi,” ujarnya saat dihubungi Tempo, Kamis, 28 Januari 2016.
Menurut Siane, dalam kasus itu sudah ada bukti ilmiah dan CCTV yang bisa mengungkap kasus tersebut. “Jangan kemudian ada yang jadi tersangka hanya dengan asumsi lalu dirahasiakan demi proses penyidikan. Itu tidak adil,” katanya. Dia menyesalkan sikap polisi dalam menangani kasus tersebut. “Masa ada polisi penyidik yang melempar opini lewat sosial media, ini berbahaya.”
Siane mengatakan Komnas HAM akan menghormati proses hukum yang sedang berlangsung. Dia memastikan akan memantau proses pemeriksaan Jessica agar berlangsung sebagaimana seharusnya. “Intinya jangan memainkan hukum melalui opini publik, itu hanya akan menyesatkan,” katanya.
Sebelumnya, Jessica, 27 tahun, bersama kuasa hukumnya, Yudi Wibowo, mendatangi Komnas HAM dan bertemu Siane. Jessica sempat menuturkan kronologi kejadian pada hari kematian Mirna. Terutama peristiwa awal pertemuan mereka di kafe Olivier, Grand Indonesia.
Jessica dan Mirna merupakan teman sekampus di Billy Blue College of Design, Sydney, Australia. Jessica lulusan desain grafis dari kampus itu. Kata Yudi, Jessica tinggal di Australia sejak 2008 dan jarang pulang ke Indonesia karena orang tuanya di Australia sejak 2005.
Jessica memiliki janji bertemu Mirna, Hani, dan teman lain bernama Vera di kafe Olivier, mal Grand Indonesia, 6 Januari 2016. Mereka berjanji bertemu pukul 17.00 WIB. Namun, Jessica yang diantar ayahnya, sudah tiba duluan pukul 14.00 WIB. Sekitar 40 menit kemudian, Mirna datang bersama Hani, sedangkan Vera tidak datang.
Setelah meneguk minuman yang sudah dipesankan Jessica, Mirna ambruk dan kejang-kejang. Mulutnya mengeluarkan busa. Mirna meninggal di Rumah Sakit Abdi Waluyo setelah sempat dibawa ke klinik di lantai dasar Grand Indonesia.
YOHANES PASKALIS