TEMPO.CO, Jakarta - Nama Abdul Azis mencuat menyusul terjadinya kisruh Kalijodo, Jakarta Utara. Laki-laki 48 tahun yang merupakan tokoh masyarakat di kawasan yang akan digusur Gubernur Basuki Tjahaja Purnama ini langsung ngetop.
Ia mengaku setuju prostitusi dihapus asalkan pemerintah memikirkan nasib warganya.
Berikut ini wawancara wartawan dengan Daeng Azis, begitu ia bisa disapa, Selasa, 16 Februari 2016.
Wartawan: Apa Anda setuju penggusuran jika pemerintah selesai sosialisasi secara terbuka?
Azis: Bicara tidak atau iya bukan kami yang berhak menyatakan. Kewenangan pengacara kami.
Wartawan: Anda setuju prostitusi ditutup, tapi tak mau penggusuran?
Azis: 150 persen saya setuju bila prostitusi ini dihapus. Tapi, persoalannya, pemerintah harus menyediakan tempat untuk usaha dulu atau apa usaha mereka.
Wartawan: Bagaimana kalau warga Kalijodo dipindahkan ke rumah susun?
Azis: Saya belum bisa jawab karena saya belum pernah diberikan kuasa oleh mereka (masyarakat).
Wartawan: Anda disebut sebagai pemasok utama minuman (ke kafe dan warung di Kalijodo) dengan omzet Rp 1,5 miliar per malam?
Azis: Kalau memang ada yang bilang bahwa saya pemasok minuman lalu mendapat omzet sampai segitu, saya bersyukur sekali. Saya bicara sesuai dengan prinsip hati. Kalau untuk membenarkan, jangan dulu, saya yang lebih tahu.
Wartawan: Jadi benar sebesar itu?
Azis: Itu dusta, bohong.
Wartawan: Anda kenal dekat dengan Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti?
Azis: Itu komandan saya.
PUTRI ADITYOWATI