TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti mengatakan para pekerja seks komersial di kawasan Kalijodo, Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara, banyak yang terjerat utang. Menurut dia, hal itu yang menyebabkan bisnis prostitusi di kawasan tak pernah berhenti.
Menurut dia, penutupan lokalisasi yang akan dilakukan Pemerintah Provinsi DKI pada 29 Februari mendatang bisa jadi akan membuat para PSK di kawasan Kalijodo senang. "Banyak wanita diperdagangkan karena terjerat utang," ucap Krishna.
Pada Ahad, 21 Februari 2015, polisi membawa tujuh orang dari kafe King Star di Kalijodo, Jakarta Utara, untuk diperiksa di Polda Metro Jaya. Mereka adalah 1 kasir, 2 wanita pekerja seks, 1 terduga muncikari, dan 3 pegawai bar. Saat ini mereka sedang diperiksa sebagai saksi.
Krishna menuturkan penangkapan ini membuktikan adanya usaha-usaha prostitusi ilegal di sana. Sebabnya, polisi menemukan alat bukti berupa kamar di atas kafe yang di dalamnya ada kasur lengkap dengan alat kontrasepsi. "Kafe ini diduga milik Saudara A," ucap Krishna.
Ia berujar, polisi saat ini akan berfokus pada pemberantasan perdagangan manusia. Sebab, sebelumnya ia menemukan kasus serupa. Pemilik kafe sengaja menyediakan fasilitas bagi pelaku prostitusi.
Dalam kasus ini, polisi menahan satu orang bernama Deka yang diduga muncikari. "Ada saksi yang menjadi korban pelacuran," tuturnya. Dalam kasus ini, polisi juga menemukan kamar-kamar berisi kasur dan alat kontrasepsi, baik yang sudah dipakai maupun belum.
MAYA AYU PUSPITASARI
Video Terkait:
Penggusuran Kalijodo oleh Pemprov DKI Jakarta... oleh tempovideochannel