TEMPO.CO, Bekasi - Ribuan pelayat memadati rumah duka Rektor Universitas Islam As-Syafi’iyah Tutty Alawiyah di Pondok Gede, Bekasi, hari ini. Tutty meninggal pada usia 71 tahun di Rumah Sakit MMC, Jakarta, karena mengalami gangguan pencernaan di usus besar.
Pelayat yang datang dari Kalimantan Barat, Kabupaten Sintang, Maspah, mengatakan pertemuan terakhirnya dengan Tutty terjadi dalam acara muktamar Badan Kontak Majelis Taklim tingkat pusat yang diikuti 24 provinsi di Indonesia di rumah almarhum pada 9-12 Maret 2016.
Maspah menceritakan, pada medio Maret lalu, Tutty masih terlihat segar bugar. “Saya datang ke rumahnya saat acara ramah-tamah," ucapnya saat menunggu pemakaman Tutty di rumah duka, Jalan Raya Jatiwaringin, Pondok Gede, Bekasi, Rabu, 4 Mei 2016.
Maspah melihat sosok Tutty merupakan pemimpin perempuan yang tangguh, disiplin tinggi, kerja keras, dan pantang menyerah. Bahkan Tutty tidak hanya dikenal sebagai pemimpin, tapi juga pahlawan wanita. "Yang bilang Tutty pahlawan wanita bahkan ulama Sudan yang datang saat muktamar di rumahnya," ujarnya. Selain itu, Tutty mendapat gelar sebagai pemimpin dunia atas jasa-jasanya.
Almarhumah, tutur Maspah, mempunyai banyak jasa dalam kehidupan sosial dan berkontribusi besar di dunia pendidikan. Bahkan Tutty mempunyai institusi pendidikan dan yayasan ribuan anak yatim-piatu. "Tidak pandang siapa orang yang ada di dekanya. Jiwa sosialnya tinggi, rendah hati, dan mudah bergaul," ucapnya.
Anggota jemaah majelis taklim Nurul Hidayatus Solihin, Tanjung Barat, Musdalifah, mengatakan Tutty merangkul semua orang. Saat makan saja, ujar Musdalifah, mejanya tidak dibedakan dengan jemaah. "Dengan orang tunanetra dan yang cacat sangat dekat, tidak ada perbedaan di matanya."
IMAM HAMDI