TEMPO.CO, Jakarta - Bakal calon Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno kerap membagikan angket atau lembaran pertanyaan kepada warga yang ia kunjungi, seperti di Kelurahan Bukit Duri, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan, Rabu, 18 Mei 2016.
Selembar kertas itu memuat foto Sandi beserta slogan "Sandi Uno untuk Jakarta-Kerja Tuntas, Kerja Ikhlas". Di bagian tengah disediakan kolom biodata responden. Di antaranya nama, alamat, nomor telepon, akun Facebook, dan nomor induk KTP. Kolom berikutnya adalah usul dari warga.
Sandi mengatakan angket ini adalah bagian dari ikhtiarnya untuk menangkap aspirasi dan usul masyarakat atas apa yang mereka inginkan terhadap Jakarta pada masa mendatang. "Jadi, ini adalah bentuk interaksi kami, bukan hanya kumpul-kumpul, tapi saya ingin menangkap secara riil, karena kalau ditulis itu berarti mereka memikirkan," kata Sandi di Bukit Duri.
Selain membagikan kertas itu ke warga, ia menerima usul melalui media sosialnya, seperti Facebook, Twitter, dan pesan pendek. Sandi mengatakan angket itu paling sering dibagikan ke daerah-daerah padat penduduk dan warga yang ekonominya menengah ke bawah.
"Rata-rata aspirasi mereka adalah tentang kepastian lahan mereka hidup, terkait dengan penggusuran," kata Sandi. Kedua, masyarakat banyak yang takut lapangan pekerjaan semakin sulit. Selain itu, Sandi melanjutkan, biaya hidup semakin tinggi dan mereka takut ketidakadilan.
Menurut Sandi, masyarakat merasa pembangunan sekarang terlalu berpihak kepada kelas menengah ke atas. Tapi ada pula beberapa program yang masyarakat rasakan sangat membantu. "Seperti pendidikan," katanya.
REZKI ALVIONITASARI