TEMPO.CO, Bekasi - Muhammad Baduwi, 17 tahun, mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di rumahnya di Perumahan Margahayu, RT 4 RW 7, Kelurahan Margahayu, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi, Rabu malam, 30 Juni 2016. Diduga dia nekat bunuh diri karena kecewa tidak dibelikan sepeda motor untuk berlebaran.
Juru bicara Kepolisian Resor Kota Bekasi Kota, Inspektur Satu Evi Fatna, mengatakan jenazah korban pertama kali ditemukan oleh ayahnya, Saluri, 40 tahun, yang baru saja tiba di rumah setelah berbelanja ke Pasar Baru, Bekasi Timur. "Ketika sampai, rumah dalam kondisi sepi," kata Evi, Kamis, 30 Juni.
Melihat rumah tak terkunci, kata Evi, Saluri lalu memanggil-manggil anaknya, tapi tidak ada respons. Perasaan Saluri tidak enak setelah melihat lampu di lantai 2 rumahnya menyala, padahal biasanya padam. "Orang tuanya kemudian mengecek ke atas," ujar Evi.
Saluri seketika terkejut melihat tubuh anaknya tergantung di atap rumah. Lehernya dililit tambang. Panik melihat anaknya tak bergerak, Saluri segera meminta bantuan kepada warga sekitar. Baduwi cepat-cepat diturunkan dari gantungan. "Ternyata sudah meninggal dunia," tutur Evi.
Evi menambahkan, dugaan sementara motif korban gantung diri karena kecewa tak dibelikan sepeda motor buat merayakan Lebaran. Alasannya, kata dia, orang tuanya masih banyak kebutuhan. "Saat permintaannya ditolak, korban hanya diam, hingga akhirnya gantung diri," ucap Evi.
Baca Juga:
Menurut Evi, pihak keluarga menolak jenazah korban dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bekasi untuk diotopsi. Keluarga membuat surat pernyataan di atas meterai yang diketahui oleh pengurus RT dan RW setempat. Adapun jenazah korban telah dimakamkan. "Kasusnya sudah selesai di keluarga," katanya.
ADI WARSONO