TEMPO.CO, Jakarta - Berbeda dengan tahun sebelumnya, kini warga Kampung Aquarium, Penjaringan, Jakarta Utara yang merupakan korban penggusuran harus rela merayakan Idul Fitri di atas tenda-tenda darurat yang mereka dirikan.
Salah satu warga, Dharma Diani, 40 tahun mengatakan perayaan Idul Fitri 1437 Hijriah ini dirayakan dengan penuh suka duka. Karena tidak ada persiapan istimewa mulai dari baju baru, hidangan kue lebaran hingga tempat yang layak untuk ditinggali. "Lebaran kali ini penuh dengan kesedihan," ujarnya di Kampung Aquarium, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa, 5 Juli 2016.
Diani berujar, jika pada perayaan Idul Fitri sebelumnya orang sibuk memasak hidangan di kediaman masing-masing, namun sekarang mereka harus rela merayakan tanpa hidangan dan persiapan yang istimewa. "Sekarang orang-orang sibuk mikirin nasibnya sendiri-sendiri," ujarnya.
Kendati demikian, wanita kelahiran 1976 mengaku beruntung masih ada relawan yang menyumbangkan bahan makanan dan perlengkapan masak untuk warga yang masih bertahan di Kampung Akuarium. Diani menuturkan bahan masakan tersebut kemudian dimasak secara bergotong royong. "Untuk selebihnya kami gunakan sisa uang kami untuk belanja kekurangannya," tuturnya.
Diani mengatakan hasil masakan tersebut nantinya akan dihidangkan untuk sekitar 90 kepala keluarga yang masih bertahan di Kampung Aquarium. Diani berujar masakan itu juga akan disantap seusai salat Idul Fitri. "Kami ingin ini menjadi momentum kebersamaan," katanya.
Tidak hanya itu, Diani menuturkan warga yang masih bertahan juga akan mengundang sebagian warga yang kini sudah tinggal di rumah rusunawa untuk bersilaturahmi dan menggelar Idul Fitri di Kampung Aquarium.
Hal itu ditujukan sebagai bentuk solidaritas warga yang pernah tinggal di kampung yang mayoritas bekerja sebagai nelayan tersebut. "Paling tidak kami ingin menggelar halal bilhalal di sini," ujarnya.
Bahkan, sebagai bentuk solidaritas, warga juga akan mengumpulkan uang menyewa kendaraan untuk menjemput warga Kampung Aquarium yang kini tinggal dan tersebar di rusunawa. "Kami akan patungan untuk menjemput mereka, karena perayaan Idul Fitri kan hanya setahun sekali," ucapnya.
Berdasarkan pantauan Tempo, beberapa ibu rumah tangga terlihat tengah memasak hidangan khas Idul Fitri seperti ketupat, opor ayam, dan sayur nangka. Mereka memasak di sebuah bangunan semi permanen yang dibangun dari kayu dan papan sisa sisa penggusuran.
Sementara warga yang masih bertahan lainnya terlihat menjalankan aktivitas di tenda-tenda darurat yang dibangun di atas puing reruntuhan bangunan di Kampung Aquarium.
Sebelumnya, sekitar tiga bulan lalu, Gubernur DKI Jakarta Basuki Purnama alias Ahok menggusur ratusan rumah yang menempati lahan milik DKI Jakarta selama puluhan tahun.
Warga dipaksa hengkang dari tempat itu tanpa diberi ganti rugi. Semua bangunan permanen dirobohkan hingga rata dengan tanah. Saat ini warga masih bersikukuh menolak pindah dan meminta pemerintah memberi ganti rugi.
ABDUL AZIS