TEMPO.CO, Bekasi - Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Patriot milik Pemerintah Kota Bekasi terpaksa menghentikan produksinya sejak Ahad, 1 Januari 2016. Alasannya, bahan baku air yang tercemar diduga berasal dari limbah berbahaya. "Pencemaran dari Sungai Bekasi," kata Direktur Teknik PDAM Tirta Patriot Cecep Ahmadi, Selasa, 3 Januari 2017.
Cecep menyebutkan air baku tersebut diketahui tercemar karena menimbulkan aroma tak sedap. Ketika diuji di laboratorium, diketahui air itu tak layak diproduksi. Pasalnya, air dikhawatirkan menimbulkan bahaya, meskipun perusahaan mempunyai alat untuk mengurai sejumlah zat yang terkandung di dalam air. "Kami minta maaf atas penyetopan ini," ujarnya.
Selama ini, kata Cecep, perusahaan masih mengandalkan bahan baku air Sungai Bekasi dicampur dengan Kalimalang. Sebab, kebutuhan air dari Kalimalang dianggap belum memenuhi produksi sehari-hari untuk melayani 26 ribu pelanggan di Bekasi Barat, Bekasi Utara, dan Medansatria. "Sore ini akan produksi lagi," tuturnya.
Adapun sisa air yang tercemar telah dibuang ke wilayah hilir menuju laut utara di Kabupaten Bekasi. Sedangkan perusahaan menambah pasokan air bersih dari Kalimalang melalui sodetan di belakang Islamic Center. "Pembangunan sodetan permanen sudah rampung," ucap Cecep.
Akibat pencemaran yang terjadi, ratusan warga di sepanjang bantaran Kali Irigasi di Jalan Rawatembaga, Kelurahan Margajaya, Kecamatan Bekasi Selatan, turun ke kali. Di kali itu terlihat banyak ikan berbagai jenis kelimpungan karena dampak dari pencemaran tersebut. "Ikannya pada mabuk, jadi gampang menangkapnya," kata warga setempat, Yatiman, 40 tahun.
Baca Juga:
Sambil membawa jala, Yatiman yang sejak pagi turun ke kali telah mengumpulkan ikan berbagai jenis, seperti tawes, mas, baung, bahkan udang, hingga 3 kilogram lebih. Rencananya, ikan itu akan dimasak sebagai lauk makan keluarganya. "Sebenarnya dari hari Minggu air sudah bau, tapi ikan belum sampai naik," ucapnya.
ADI WARSONO