TEMPO.CO, Jakarta - Keluarga Tri Ari Yani Puspo Arum, 22 tahun, mahasiswa Universitas Esa Unggul yang tewas di kamar kosnya, mendatangi Kepolisian Sektor Kebon Jeruk, Selasa, 10 Januari 2017.
"Kami diminta pihak kepolisian untuk membuat laporan terkait kasus," kata ayah Arum, Kasim Effendi, saat ditemui di Polsek Kebon Jeruk.
Effendi dan keluarganya datang sekitar pukul 16.00 WIB. Hampir selama dua jam mereka berada di Polsek.
Setelah membuat laporan, Effendi, mengungkapkan anak ketiga dari tiga bersaudara itu sebagai anak yang baik hati. Ia pindah ke kosan di Jalan Kebon Jeruk Baru RT 8 RW 11, Kelurahan Kebon Jeruk itu, baru sebulan lebih.
"Sebulan di lantai bawah kosan. Seminggu di lantai atas," kata Effendi. Ia tak menyangka di kamar atas itu, anaknya akan meregang nyawa.
Ratna, ibunda Arum, mengatakan kepindahan Arum ke kosannya yang baru itu atas keinginan Arum sendiri. Di kosnya yang lama, Arum pernah dirusak motornya oleh orang tak dikenal. "Seperangkatnya (motor) itu diganti," kata Ratna.
Lokasi kos Arum yang lama, tak berada jauh dari kos tempat kematiannya. Atas alasan keamanan itulah Arum pindah kos. "Kami itu pindah karena lebih aman," kata dia.
Pada Senin pagi, Arum ditemukan oleh pacarnya, Zaenal, bersimbah darah di dalam kamar kosnya. Dua luka tusukan di leher kiri dipastikan pihak Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo sebagai penyebab kematiannya.
Polsek Kebon Jeruk yang menyelidiki kasus ini masih enggan mengambil kesimpulan terkait dengan kasus ini. Hingga saat ini, delapan saksi telah diperiksa. Mereka adalah pemilik kos, teman dekat korban, dan tetangga kamar korban.
EGI ADYATAMA