TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Tim Sinkronisasi Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan-Sandiaga Uno, Sudirman Said, mengharapkan laporan keuangan DKI Jakarta era Anies-Sandi dapat memperoleh opini wajar tanpa pengecualian (WTP).
“WTP tanpa permasalahan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi. WTP sejati,” kata Sudirman di Balai Kota DKI, Jumat, 2 Juni 2017. Menurut Sudirman, opini WTP yang didapat setiap kementerian atau lembaga dan pemerintahan mewakili sebuah integritas.
Baca: Jakarta Dapat Opini WDP Sejak Zaman Jokowi, DPRD: Perlu Pansus
Sudirman tidak ingin adanya opini WTP yang dipaksakan untuk laporan keuangan DKI. “Kalau sertifikasi dianggap template saja, ya kejadian kayak di media kemarin, dipaksakan WTP. Kami mau menuju true WTP,” ucap Sudirman.
Kejadian yang dimaksud Sudirman ialah kasus operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan KPK terhadap auditor utama BPK, Rochmadi Saptogiri, dan Inspektur Jenderal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) Sugito, pada Jumat 26 Mei 2017.
Kasus tersebut berkaitan dengan suap yang diduga dilakukan Sugito kepada Rochmadi dan timnya untuk mendapatkan opini WTP terhadap anggaran Kemendes PDTT.
Sudirman menuturkan, target meraih opini WTP juga menjadi sebuah ukuran dalam pengelolaan keuangan daerah. Ia berharap, Anies-Sandi bisa meraihnya bersama seluruh aparatur pemerintah.
“Karena sebetulnya kalau dilihat item yang membuat kualifikasi sehingga menjadi tidak WTP, bisa dikerjakan. Tapi perlu kerjasama semua pihak, budaya kerja yang baik, dan transparansi,” kata Sudirman.
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Muhammad Taufik mengharapkan Pemerintah DKI Jakarta era Anies-Sandi memperoleh opini WTP murni. Taufik melihat, laporan keuangan DKI sudah empat kali berturut-turut mendapatkan opini wajar dengan pengecualian.
Baca juga: Jakarta Dapat Opini WDP Sejak Zaman Jokowi
Sehingga, menurut Taufik, layak untuk masuk ke Museum Rekor Indonesia. “Saya kira agak cukup waktunya kalau dari tiga empat tahun yang lalu diberesin. Karena WDP ini saya yakin problem pertamanya di aset,” kata Taufik.
FRISKI RIANA