TEMPO.CO, Jakarta - Menteri SosialKhofifah Indar Parawansa mengunjungi keluarga Joni yang berada di Panti Sosial Marsudi Putra Handayani, Bambu Apus, Jakarta Timur, Jumat, 16 Juni 2017.
Pasangan Joni, 55 tahun dan Isa, 29 tahun sebelumnya selama sepuluh tahun tinggal di sebuah gang di Jalan Gedong Panjang, Tambora, Jakarta Barat. Mereka tinggal bersama tiga anak yang berusia 8 tahun, 4 tahun, dan 5 bulan.
Menurut Khofifah, setelah ditelusuri ternyata keluarga Joni dan Isa belum memiliki surat nikah. Mereka setuju untuk untuk menikah secara resmi. Agar bisa mengurus Kartu Keluarga. Isa yang belum memiliki KTP juga bisa sekalian mengurus. Ketiga anaknya sekalian bisa memiliki akte kelahiran. "Sehingga ke depannya mereka bisa mengakses program jaminan sosial yang ada," katanya.
Khofifah mengatakan bahwa saat lahir bayi pasangan Joni dan Isa beratnya 3,6 kilogram. Saat ini beratnya tinggal 1,7 kilogram. "Bayinya menderita kurang gizi," katanya.
Saat ditanyakan oleh Khofifah terkait asupan ASI kepada bayinya. Isa mengatakan bahwa tidak pernah memberikan ASI. "Tidak pernah karena tidur terus," kata Isa menjawab pertanyaan sambil tertawa.
Khofifah juga menanyakan kesiapan Joni untuk menetap sementara di Rumah Aman Kementerian Sosial. Joni memilih untuk balik ke gang di Tambora. "Biar anak-anak yang tinggal di sini, saya pulang saja" kata Joni.
Perbaikan gizi keluarga Joni, kata Khofifah akan dikordinasikan bersama Kementerian Kesehatan. Makanan dengan takaran sesuai akan disiapkan. "Adakan itu biskuit bayi milik Kementerian Kesehatan yang tidak dijual di pasaran," kata Khofifah.
Untuk tempat tinggal, menurut Khofifah, telah dikordinasikan dengan Lurah Pekojan terkait lahan. Pemerintah kelurahan di sekitar lokasi bank sampah milik Pemprov DKI. Bangunan akan disiapkan Kemensos melalui program rumah tinggal layak huni (Rutilahu). "Seminggu bisa jadi kalau Rutilahu," katanya.
Untuk sementara, kata Khofifah, Isa dan ketiga anaknya akan tinggal dulu di Rumah Aman selama sebulan sampai tiga bulan. Isa juga harus menjalani rehabilitasi intensif karena ada indikasi keterbelakangan mental. "Anaknya yang tertua juga karena sudah 8 tahun harus dipastikan mengenyam pendidikan," katanya.
IRSYAN HASYIM