Ratusan preman hasil razia Polres Jakarta Barat, Kamis (6/11). Sebanyak 224 preman berhasil diringkus saat razia selama empat hari di sejumlah kawasan Jakarta Barat. TEMPO/Yosep Arkian
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Satuan Reserse Kriminal Umum Polres Jakarta Barat, Ajun Komisaris Besar Hengki Haryadi, menyebutkan, maraknya tindak premanisme di Jakarta Barat disebabkan oleh tanah kosong. "Karena lokasi tanah di sini banyak yang kosong," kata Hengki kepada Tempo, Selasa, 16 April 2013.
Apa hubungan tanah kosong dan premanisme? Hengki memberi contoh. Dia menunjuk lokasi tempat kelompok preman binaan Hercules sering memeras korbannya, seperti di Kapuk, Cengkareng, dan Kembangan. "Paling banyak di Kembangan," katanya. Korban rata-rata pengusaha properti yang membangun apartemen hingga sekolah di atas tanah kosong.
"Nah, mereka jadi sasaran pemerasan dengan mengatasnamakan tokoh masyarakat." Di mana ada tanah kosong, di sana tentu selalu ada potensi pembangunan properti besar-besaran. Jauh sebelum proyek dimulai, para preman ini sudah nongkrong di sana, menanti mangsa.
Selain kelompok Hercules, kata Hengki, ada pula kelompok John Kei dan Rais Kei yang modus operandinya tak jauh berbeda. "Mereka juga pernah kami tangkap," kata Hengki. Bahkan, pelaku tindak premanisme ada pula yang menggunakan atribut ormas, seperti Laskar Merah Putih. Ini yang baru digelandang ke Markas Polres Jakarta Barat, Senin kemarin, 15 April 2013.
Hengki menjamin polisi bakal tegas menindak para preman ini. "Sekali mereka melanggar, kami tangkap." Dia menjelaskan, pihaknya telah berupaya menekan premanisme dengan prinsip reserse elang: mencari sasaran. "Kami proaktif, bukan responsif. Kami gali informasi dari intelijen."