TEMPO.CO, Jakarta - Budayawan JJ Rizal mengatakan pemerintah mesti membuktikan jargon yang mereka banggakan, yakni Depok sebagai kota ramah anak. “Kan, jadi ironi kalau yang katanya kota layak anak tapi pelaku kejahatan banyak yang masih anak-anak,” ujar Rizal saat dihubungi, Rabu, 11 Februari 2015.
Rizal mengatakan pelaku begal yang melibatkan anak di bawah umur merupakan fakta yang harus diperhatikan. Rizal tidak sepakat dengan anggapan bahwa aksi para begal yang masih remaja itu disebut kenakalan remaja. Sebab, penggunaan senjata api merupakan tindak kejahatan. Bahkan mereka tidak segan-segan untuk melukai korbannya. “Artinya, mereka sadar perbuatannya melawan hukum, jadi itu sudah kejahatan,” kata Rizal.
Rizal menambahkan, harus ada sanksi yang tegas kepada para pelaku kekerasan di bawah umur untuk memberi rasa jera. “Tawuran itu kenakalan remaja. Tapi, kalau setelah tawuran membajak bus dan meminta sambil memaksa, itu sudah kejahatan,” dia melanjutkan.
Sebelumnya, sebulan terakhir, Kota Depok dihebohkan aksi perampasan kendaraan roda dua. Kejahatan begal yang benar-benar terjadi tercatat sebanyak empat kali. Pertama terjadi di Jalan Juanda, Depok. Kasus kedua terjadi di Jalan Margonda Raya, di depan Kampus BSI. Ketiga terjadi di Jalan Raya Krukut, Limo, Depok, dan kasus keempat terjadi di Jalan Boulevard Grand Depok City. Keempat kasus itu terjadi pukul 00.00 atau menjelang dinihari.
Wakil Wali Kota Depok Idris Abdul Shomad mengatakan keterlibatan pelajar dalam aksi pencurian dengan kekerasan di Kota Depok murni tindak kejahatan. "Artinya, memang murni kenakalan remaja, bukan komplotan penjahat," katanya ketika ditemui di kantor Balai Kota Depok, Selasa, 10 Februari 2015.
DIMAS SIREGAR