TEMPO.CO, Jakarta - Satu keluarga di Depok keracunan setelah memakan beras sintetis. Naiman, 55 tahun, warga RT 03/02 Kelurahan Ratujaya, Cipayung, Depok, mendapatkan beras plastik dari tempat kerjanya di Perumahan Umum Pancoranmas.
Naiman mengatakan setelah ia mengkonsumsi beras tersebut, ia sekeluarga mengalami sakit perut, muntah-muntah, dan sulit buang air besar. "Anak saya muntah-muntah seharian. Saya dan istri mual dan sakit perut, tapi tidak muntah," kata Naiman, Senin, 25 Mei 2015.
Baca Juga:
Segenggam beras yang diduga terbuat dari plastik disodorkan Naiman untuk diuji. Cara mengujinya dengan dibakar. Hasilnya, kata dia, seperti plastik dibakar. Ia memberikan beras tersebut kepada Tempo untuk membuktikan bahwa beras tersebut tidak asli.
Untuk membuktikannya, beberapa butir beras tersebut dibakar. Setelah api menyulut beras, warna hitam disertai sedikit bintil-bintil busa keluar. Beras tersebut gosong, tapi meninggalkan sisa seperti plastik terbakar. "Ketua RT dan LPM (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat) Ratujaya, juga membakar beras ini. Hasilnya memang berbeda setelah dibakar beras asli dan yang ini," ia menjelaskan.
Naiman mendapatkan beras sintetis tersebut Sabtu pekan lalu. Ia mendapatkan 12 liter beras, yang dibagi dua bersama rekannya, Nurman, yang juga bekerja di perumahan itu. Ia mengaku telah bekerja di perumahan tersebut sejak 35 tahun lalu dan selalu menerima bantuan beras sebulan sekali.
Beras tersebut diambil dari 40 kepala keluarga di tempat Naiman bekerja. "Baru kali ini saja terasa seperti ini. Sabtu mendapatkan berasnya, Minggu dimasak, dan Senin kami sekeluarga sakit. Badan lemas," ia menjelaskan.
Beras sintetis itu sudah dimasak sebanyak empat liter dan dikonsumsi keluarga. Sisanya, sebagian diberikan ke ayam yang dipeliharanya. Ia curiga beras tersebut mengandung plastik karena banyak pemberitaan media terkait beras sintetis. "Saat dimasak beras benyek. Dan setelah sakit baru curiga itu beras plastik," ucapnya.
Selain itu, saat dimasak beras juga terasa kenyal-kenyal saat dimakan. Hingga kini belum ada petugas dari Dinas Kesehatan Kota Depok, yang datang untuk memeriksa kandungan beras tersebut. "Belum ada dari pemerintah. Tapi silakan dibawa bila beras ini mau diperiksa," ujarnya.
IMAM HAMDI