TEMPO.CO, Jakarta - Setelah kematian Akseyna Ahad Dori di Danau Kenanga Universitas Indonesia, pihak kampus menginventarisasi titik rawan yang ada di lingkungan kampus untuk mengurangi tindak kejahatan. Kampus berjaket kuning ini berencana membuat skenario ulang keamanan kampus.
Wakil Ketua UPT PLK UI Parulian mengatakan selain bakal ada penambahan CCTV di tempat rawan, pihaknya bakal membuat skema ulang penjagaan di setiap titik. Saat ini ada 820 personel keamanan yang bertugas untuk mengamankan wilayah sekitar 320 hektare itu.
Ia menjelaskan skenario ulang keamanan kampus ini, selain imbas dari kematian Akseyna, juga lantaran lahan UI diduga kerap menjadi tempat mangkal peredaran narkoba dan kejahatan lain. Lokasi hutan itu disinyalir menjadi tempat yang bisa digunakan untuk tindak kriminal. (Baca: Polisi Bantah Lamban Ungkap Kasus Kematian Akseyna)
Menurut Parulian, UI banyak mendapatkan ancaman kejahatan dari luar. Bahkan, pihaknya dalam waktu dekat bakal berencana menertibkan tukang ojek yang banyak berada di lingkungan kampus.
Untuk penambahan CCTV, akan dilakukan di titik yang rawan. Saat ini telah terinventarisi sepuluh titik akses masuk UI yang ilegal karena dijebol masyarakat. "Saat ini CCTV hanya terpasang di gedung yang mempunyai aset value yang rawan dan pintu masuk. Ditambah UI punya dua menara pemantau," ucapnya di UI, Kamis, 11 Januari 2015 .
Untuk keamanan, UI bakal melibatkan mahasiswa untuk melakukan pengawasan bersama. Artinya, mahasiswa juga bakal dilibatkan penuh untuk melakukan pengamanan. Bila perlu, dia berujar, UI bakal membentuk polisi mahasiswa. "Potensi kriminal di dalam kampus kini memang sudah besar dan harus diantisipasi," ucapnya.
Parulian menuturkan untuk setiap akses pintu pukul 23.00 WIB, portal masuk ditutup. Hanya satu portal utama yang bisa dilalui kendaraan setelah jam yang ditentukan tersebut. Jadi, kendaraan yang masuk hanya bisa melewati satu jalan dan hanya bisa memutar tidak bisa masuk ke fakultas atau tempat lainnya. "Jam sebelas keluar masuk di sana lagi. Di jalan utama," ujarnya.
IMAM HAMDI