TEMPO.CO , Jakarta: Sebagian besar tetangga Agus Darmawan, pembunuh Putri Nur Fauziah, yang rumahnya berada di Rawa Lele, Kalideres, Jakarta Barat, mengatakan Agus merupakan sosok yang pendiam dan jarang bergaul.
"Orangnya tertutup. Tapi sehari-harinya memang baik. Banyak anak kecil yang suka main di warungnya," kata Ahya, 43 tahun, tetangga Agus Darmawan yang rumahnya berada tepat di depan bedeng milik Agus, saat ditemui Tempo, Minggu, 11 Oktober 2015.
Menurut Ahya, sejak keluar dari penjara karena kasus narkoba, Agus tinggal di warung yang kemudian dibangun bedeng di bagian belakang warungnya tersebut.
"Udah sekitar 6 bulan di situ tinggal sendiri," ujar Ahya. Dia menambahkan walaupun keluarga Agus Darmawan memiliki rumah yang hanya terletak beberapa meter dari warungnya, Agus memilih untuk tinggal sendiri di warung miliknya. "Nggak pernah diusir sama orangtuanya. Emang kemauan dia sendiri tinggal di sana," kata Ahya.
Ayah Putri, Asep Saepuloh, 36 tahun, mengatakan warga Rawa Lele segan untuk bergaul dengan Agus Damawan. "Di sini disebutnya preman, karena bapaknya cukup terpandang di sini," ucap Asep. Namun, Asep tetap berhubungan baik dengan Agus karena kerap bertemu saat ia mencuci mobil di lapangan sebelah bedeng Agus saat malam hari.
"Kecilnya juga teman main, makanya biasanya baik sama keluarga kami," kata Asep.
Ketua RT 04 RW 07 Rawa Lele, Dadang, juga mengatakan hal yang senada. Dadang berujar Agus merupakan pribadi yang jarang bergaul dengan warga sekitar. "Nggak pernah ikut hajatan, gotong royong, dia nggak pernah ikut ngumpul-ngumpul," kata Dadang.
Menurut Dadang, warga juga segan mendekati Agus karena Agus merupakan seorang residivis. Selain itu, ayah Agus merupakan orang yang cukup terpandang.
Selain itu, menurut Dadang, Agus Darmawan merupakan sosok yang temperamental. "Makanya dia diasingin sama warga. Orangnya agak emosian, pendiam, dan ngotot," ujar Dadang yang tinggal tepat di belakang rumah orang tua Agus.
Sabtu lalu, Agus Darmawan resmi ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan Putri Nur Fauzia. Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti berujar, Agus akhirnya mengakui perbuatannya karena terjepit dengan barang bukti yang ditemukan oleh polisi, yakni jejak DNA yang ditemukan pada kaus kaki milik korban serta jejak darah pada kasur Agus yang dinyatakan positif milik Putri Nur Fauzia.
Putri ditemukan tewas pada 1 Oktober 2015 lalu di dalam sebuah kardus yang ditemukan di Kampung Belakang, Kamal, Jakarta Barat.
ANGELINA ANJAR SAWITRI