Panitia Klaim Sejuta Umat Jemput Kepulangan Rizieq Shihab
Reporter
M Rosseno Aji
Editor
Ali Anwar
Minggu, 18 Februari 2018 13:24 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Panitia Penyambutan Imam Besar Rizieq Shihab, Eggi Sudjana, mengklaim akan ada sekitar sejuta umat siap menjemput kepulangan pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab dari Arab Saudi ke Jakarta. Menurut Eggy, sejuta umat itu berasal dari 26 organisasi kemasyarakatan di Jabodetabek , Banten, Jawa Barat, dan Makassar.
"Diantaranya ada GNPF (Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI) dan Jalan Masjid," kata Eggy Sudjana saat dihubungi, Ahad, 18 Februari 2018.
Eggi menuturkan, nantinya umat akan dibagi menjadi empat bagian, yakni divisi pengerahan massa, divisi keamanan, divisi logistic, dan divisi kesehatan. Divisi kesehatan, kata Eggy, sengaja dibuat untuk menangani peserta yang jatuh sakit.
Eggi enggan merinci lebih jauh soal detail mobilisasi umat yang berasal dari berbagai daerah itu. Dia khawatir bila strategi itu diketahui, kedatangan umat dalam jumlah besar itu justru akan dihalangi. "Strateginya jelas ada," ujar Eggy.
Berdedar kabar Rizieq Shihab direncanakan pulang ke tanah airpada Selasa, 21 Februari 2018. Rizieq telah mendapatkan tiket pesawat yang akan membawanya tiba di Jakarta tiga hari lagi.
Eggi menuturkan, saat ini, Rizieq masih melakukan salat istikharah untuk memutuskan apakah akan kembali ke Indonesia pada 21 Februari mendatang. Dia mengatakan, waktu pasti kepulangan sang habib mungkin akan diputuskan besok.
Sekretaris Jenderal DPP FPI DKI Jakarta Novel Bamukmin mengatakan dapat memastikan Rizieq pulang jika kepolisian mengeluarkan Surat Perintah Penghentian Penyidikan atau SP3 atas kasus yang sedang membelit Pimpinan FPI itu.
Pada 26 April 2016, Rizieq ditetapkan sebagi tersangka oleh kepolisian atas perkara dugaan kasus pornografi. Sebulan sebelumnya, Rizieq telah meninggalkan Indonesia untuk pergi ke Arab Saudi.
"Kalau ada SP3 Habib Rizieq Shibah pasti pulang, enggak usah nunggu istikharah," ujar Novel dihubungi dalam kesempatan terpisah. "Kalau memang terjadi benturan yang luar biasa, mendingan beliau menahan diri."
G